Bunga Telang Dikembangkan Jadi Produk Teh Celup

Bunga telang adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan yang masuk dalam anggota suku polong - polongan ini berasal dari negara Asia dengan musim tropis. Bunga telang selain dianggap sebagai tanaman hias, juga dikenal secara tradisional sebagai obat untuk mata dan pewarna makanan yang memberikan warna biru.

Di Kelurahan Bandengan Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi salah satu kawasan pembudidaya tanaman bunga telang, sebagai usaha pertanian penghasil bahan teh bunga telang. Selain diproduksi berupa bunga telang kering untuk minuman, kini bunga telang tersebut dikembangkan dan diolah menjadi teh celup bunga telang. Pengembangan ini diinisiasi Pemerintah Kota Pekalongan melalui Bappeda setempat dan menggandeng Lab Analisa Mutu dan Standarisasi DTIP UGM yang mengajarkan para Kelompok Wanita Telang Kelurahan Bandengan melalui Workshop Pengembangan Produk Bunga Telang Kering Menuju Produk Agroindustri Unggulan di Kelurahan Bandengan, berlangsung di Aula Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Selasa (7/11/2023).

Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin yang hadir membuka workshop tersebut menyampaikan bahwa, Pemkot Pekalongan bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian jurusan Teknologi Industri Pertanian UGM Yogyakarta dalam rangka pemberdayaan masyarakat ingin membantu pengembangan usaha masyarakat di Kelurahan Bandengan melalui suatu produk teh celup bunga telang. Menurutnya, produk ini nantinya diharapkan bisa mengangkat potensi unggulan wilayah Bandengan serta meningkatkan perekonomian warga setempat.

"Teh bunga telang sudah dikenal banyak manfaat salah satunya manfaat untuk kesehatan, tinggal nanti dari UGM akan mengajarkan bagaimana cara mengolah bunga telang ini secara higienis, memenuhi unsur-unsur kesehatan, dan pengemasannya menjadi teh celup kekinian, tidak lagi dalam bentuk teh tubruk.

"Sehingga ,nanti dengan bantuan sinergi bersama  UGM ini, kelompok wanita telang dan masyarakat Bandengan disini bisa menjadi produsen teh celup bunga telang," ucapnya.

Lanjut Wawalkot Salahudin menambahkan, masyarakat di wilayah kelurahan lain yang menanam bunga telang ini bisa menjual hasil panennya juga ke Kelurahan Bandengan. Jika sudah maju, Bappeda siap mengembangkan produk unggulan lainnya.

"Selain teh telang, di wilayah Bandengan ini juga ada potensi produk unggulan lain seperti ikan bandeng. Ini bisa menjadi kegiatan ekonomi berbasis masyarakat dan awal kebangkitan ekonomi warga Kelurahan Bandengan,"tegasnya.

Kepala Bappeda Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo menjelaskan, di wilayah Bandengan, untuk produk bunga telang ini sebelumnya sudah dirintis oleh Kampus Universitas Pekalongan. Dengan menggandeng Department Teknologi Industri Pertanian (DTIP) UGM Yogyakarta banyak hal yang dikerjasamakan di dalamnya, termasuk pengabdian masyarakat untuk pengembangan produk bunga telang kering yang akan dioptimalkan menjadi produk teh celup bunga telang. 

Adapun narasumber dari workshop kali ini yakni Wahyu Supartono dari Lab Analisa Mutu dan Standarisasi DTIP UGM yang membekali pelatihan tentang proses Produksi Bunga Telang Kering Terstandarisasi Sesuai Keilmuan Teknologi Industri Pertanian dan M. Affan Fajar Falah dari Lab Analisa Mutu dan Standarisasi DTIP UGM mengenai Potensi dan Cara Pengemasan Bunga Telang Kering dalam Bentuk Teh Celup serta dari pelaku industri pengolahan bunga telang, Erista Adisetya selaku Pemilik Erista Garden yang memaparkan tentang Potensi Bisnis dan Pengembangan Produk Bunga Telang.

"Harapannya, masyarakat Bandengan bisa mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai bagaimana produksi bunga telang dilakukan dan masyarakat bisa mengambil segmen apa mulai dari penanaman, produksi, hasil panen, sampai menjadi berbagai kemasan teh tubruk maupun teh celup," beber Cayekti.

Lurah Bandengan, Muh. Rusman Aji, menyebutkan, workshop ini diikuti oleh 10 orang perwakilan Kelompok Wanita Telang Kelurahan Bandengan yang selama ini sudah terbentuk.

"Selama ini produksi sudah berjalan namun untuk pengolahannya kurang maksimal karena kondisi alam, seperti terdampak rob. Pemasaran produk teh bunga telang kering selama ini yang dihasilkan warga masih hanya sekitar Kota Pekalongan saja seperti diikutsertakan ke pameran atau bazar yang difasilitasi Pemda, Kemitraan Indonesia dengan harga jual Rp30 ribu sampai Rp50 ribu. Sehingga, dengan adanya workshop ini bisa menjadi suatu inovasi baru untuk pengolahan produk teh celup bunga telang dan perluasan produk unggulan di wilayah kami," tandasnya.