Bunda PAUD Kota Pekalongan Dorong Peningkatan Kompetensi Pengasuh Anak Lewat Program TAMASYA

Kota Pekalongan – Pemkot Pekalongan terus berupaya meningkatkan kualitas pengasuhan anak melalui program Taman Asuh Sayang Anak atau "Tamasya", yang sebelumnya dikenal sebagai Taman Penitipan Anak (TPA). Dalam rapat koordinasi yang digelar di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Rabu, (11/6/2025). Bunda PAUD Kota Pekalongan, Inggit Soraya, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi bagi para pengasuh anak.
"Tamasya ini hadir sebagai wadah yang tidak sekadar menjadi tempat penitipan anak, tetapi juga memastikan tumbuh kembang anak secara optimal," ujar Inggit. Ia menambahkan bahwa sinergi antara Bunda PAUD, Ketua BKB, pengelola TPA, dan kepala sekolah PAUD sangat diperlukan untuk meningkatkan layanan bagi anak-anak yang diasuh.
Dalam diskusi tersebut, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Dinsos P2KB Kota Pekalongan, Nur Agustina, turut menyoroti relevansi program Tamasya dalam mendukung program nasional *Quick Win*. "Tamasya menjadi bagian penting dari gerakan nasional, seperti *Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting)*, *Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)*, dan *Lansia Berdaya (Sidaya)*. Melalui program ini, pengelola TPA di Pekalongan diharapkan memperoleh peningkatan kompetensi dan akses pendampingan dari dinas terkait," ungkapnya.
Saat ini, terdapat sekitar 15-16 TPA di Pekalongan, namun baru 12 yang resmi terdaftar di Kemendukbangga. Upaya koordinasi dengan Dinas Pendidikan terus dilakukan agar lebih banyak TPA memiliki izin operasional, sehingga program-program peningkatan kualitas pengasuhan bisa berjalan lebih efektif dan terarah.
Para pengasuh dan tenaga pendidik PAUD diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan niat ibadah, sembari terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi anak-anak. "Kami menyadari bahwa mereka layak mendapatkan apresiasi dan penghargaan yang lebih besar atas dedikasi mereka, dan hal ini akan terus diupayakan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran," pungkas Inggit.
Dengan adanya Tamasya, diharapkan pengelolaan tempat pengasuhan anak di Kota Pekalongan semakin baik, sehingga mampu mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan Indonesia pada tahun 2045. (Maul)
"Tamasya ini hadir sebagai wadah yang tidak sekadar menjadi tempat penitipan anak, tetapi juga memastikan tumbuh kembang anak secara optimal," ujar Inggit. Ia menambahkan bahwa sinergi antara Bunda PAUD, Ketua BKB, pengelola TPA, dan kepala sekolah PAUD sangat diperlukan untuk meningkatkan layanan bagi anak-anak yang diasuh.
Dalam diskusi tersebut, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Dinsos P2KB Kota Pekalongan, Nur Agustina, turut menyoroti relevansi program Tamasya dalam mendukung program nasional *Quick Win*. "Tamasya menjadi bagian penting dari gerakan nasional, seperti *Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting)*, *Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI)*, dan *Lansia Berdaya (Sidaya)*. Melalui program ini, pengelola TPA di Pekalongan diharapkan memperoleh peningkatan kompetensi dan akses pendampingan dari dinas terkait," ungkapnya.
Saat ini, terdapat sekitar 15-16 TPA di Pekalongan, namun baru 12 yang resmi terdaftar di Kemendukbangga. Upaya koordinasi dengan Dinas Pendidikan terus dilakukan agar lebih banyak TPA memiliki izin operasional, sehingga program-program peningkatan kualitas pengasuhan bisa berjalan lebih efektif dan terarah.
Para pengasuh dan tenaga pendidik PAUD diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan niat ibadah, sembari terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi anak-anak. "Kami menyadari bahwa mereka layak mendapatkan apresiasi dan penghargaan yang lebih besar atas dedikasi mereka, dan hal ini akan terus diupayakan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran," pungkas Inggit.
Dengan adanya Tamasya, diharapkan pengelolaan tempat pengasuhan anak di Kota Pekalongan semakin baik, sehingga mampu mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan Indonesia pada tahun 2045. (Maul)