BPSJ Terus Kuatkan Peran Herbal dalam Kesehatan dan Edukasi

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui UPTD Balai Pelayanan dan Saintifikasi Jamu (BPSJ) terus mengembangkan inovasi layanan berbasis herbal yang terintegrasi antara edukasi, kesehatan, dan kemitraan industri.
Kepala UPTD BPSJ Kota Pekalongan, Teuku Reza Fadly saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (11/7/2025) menjelaskan bahwa salah satu program yang menjadi daya tarik adalah wisata edukasi di BPSJ Kota Pekalongan, secara intens pihaknya menawarkan sekolah-sekolah di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, hingga Batang. Dalam kegiatan ini, para pelajar diajak mengenal langsung jenis tanaman obat, proses pembuatan simplisia, dan pembuatan jamu.
“Ini bukan sekadar kunjungan biasa, tapi pengalaman belajar yang menyenangkan. Anak-anak bisa mengenal tanaman jamu seperti kunyit, temulawak, hingga sambiloto, dan bagaimana jamu itu diolah menjadi minuman kesehatan,” jelasnya.
Dijelaskan dr. Reza, pihaknya menjalin kemitraan strategis dengan PT Global Nusada Arana, pelaku industri herbal. Selain itu, UPTD BPSJ memproduksi jamu serbuk obat yang telah bersertifikasi, dan menyalurkannya ke tiga puskesmas di Kota Pekalongan antara lain Puskesmas Krapyak Kidul, Puskesmas Pekalongan Selatan, Puskesmas Kusumabangsa.
Produk jamu tersebut menjadi bagian dari layanan kesehatan tradisional yang kini tersedia bagi pasien yang berkunjung. Upaya ini turut didukung penuh oleh Dinas Kesehatan Kota Pekalongan.
“Ini adalah langkah konkrit kami dalam menyediakan alternatif pengobatan tradisional yang aman. Pasien bisa memilih terapi herbal sebagai pelengkap pelayanan medis yang mereka terima,” ujarnya.
Tak hanya menjangkau sektor pendidikan dan kesehatan masyarakat, UPTD BPSJ juga memperluas jangkauan kolaborasinya ke dunia akademik. Sejumlah perguruan tinggi swasta telah bekerja sama dalam penyediaan stase herbal untuk mahasiswa program studi Profesi Bidan. Institusi yang terlibat meliputi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), Universitas Pekalongan (Unikal), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO), dan Universitas Al-Irsyad Cilacap (UNAIC).
Lebih lanjut, ia menambahkan saat ini realisasi PAD semester I tahun 2025 berada di angka 30,5 persen atau sekitar Rp67 juta dari target Rp110 juta.
“Inovasi dan kolaborasi terus kami genjot untuk mengembangkan potensi layanan herbal sebagai bagian dari kesehatan, pendidikan, dan ekonomi lokal,” tukasnya.
(Tim Liputan Dinkominfo/dea)