BPBD Bekali Simulasi Kebencanaan Tim Katana PKK

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan membekali pelatihan dan simulasi kebencanaan kepada tim Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) Pasirkratonkramat (PKK), Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, berlangsung di Aula Kantor Kelurahan PKK, Selasa siang (1/11/2023). Peserta pelatihan pun nampak antusias mendengarkan dan mempraktekkan langsung simulasi kebencanaan penanganan banjir yang diajarkan oleh Satgas BPBD Kota Pekalongan. Mengingat, di wilayah Pasirkratonkramat menjadi salah satu kelurahan yang kerap dilanda banjir rob maupun akibat air hujan.
Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo melalui Penyuluh Kebencanaan pada BPBD setempat, Pipin Widyawati menjelaskan, bahwa BPBD telah membentuk kelurahan tangguh bencana (Katana), dimana, dimana dari total ada 27 kelurahan, BPBD sudah membentuk 20 kelurahan tangguh bencana.
"7 sisa kelurahan yang belum terbentuk dan baru sosialisasi awal diantaranya Kelurahan Medono, Podosugih, Setono, Noyontaansari, Kuripan Kertoharjo, Kuripan Yosorejo dan Kelurahan Sokoduwet," terang Pipin.
Pipin menambahkan, pelatihan yang diajarkan diantaranya simulasi banjir dan transportasi korban bencana banjir. Ia berharap, dengan adanya tim maka akan memudahkan alur komunikasi untuk penyaluran bantuan evakuasi dan lainnya.
"Bulan lalu, kami juga sudah memberikan simulasi penanganan kebakaran. Satu tim Katana jumlahnya berbeda-beda, kalau Katana Pasirkratonkramat disini ada 30 orang yang merupakan perwakilan dari masing-masing RW. Harapan kami, pelatihan dan simulasi kebencanaan ini sebagai upaya tanggap bencana yang dilakukan oleh masyarakat khususnya dari tim Katana. Sehingga, ini memudahkan komunikasi mereka di lapangan saat akan mengakses bantuan ke dinas terkait, evakuasi korban, dan sebagainya," paparnya.
Sementara itu, Camat Pekalongan Barat, Sri Karyati yang turut hadir menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya atas digelarnya pelatihan dan simulasi kebencanaan yang diberikan Satgas BPBD Kota Pekalongan kepada tim Katana Kelurahan PKK. Lanjut Karyati membeberkan, untuk di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat sendiri, ada 7 kelurahan, namun kelurahan sering terdampak bencana ada 3 kelurahan. Akan tetapi, seiring dengan kondisi wilayah saat ini, pihaknya menganggap semua kelurahan menjadi kelurahan yang sama-sama rawan bencana, karena fenomena bencana banjir dan rob sekarang semakin bergeser ke wilayah barat.
"Harapannya, dengan wilayah Kota Pekalongan khususnya Kecamatan Pekalongan Barat yang sering terdampak bencana, masyarakatnya bisa mandiri, survive, dan memberdayakan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Untuk penanggulangan bencana awal, mereka bisa memberdayakan diri sendiri, kalau butuh bantuan dari pemerintah, maka siap kita bantu," tegasnya.
Lurah Pasirkratonkramat, Dwi Indah Widiastuti menjelaskan, pihaknya mengandeng BPBD sebagai instruktur pelatihan serta membentuk tim relawan dari perwakilan RT/RW untuk kewaspadaan bencana yang terjadi di wilayahnya.
Dwi mengungkapkan pihaknya mengundang 30 orang dari perwakilan RT/RW, dimana mereka masing-masing bertugas sebagai tim dapur umum, dan berbagai divisi yang menangani kebencanaan.
"Kita jaga-jaga sebelum terjadinya bencana. Sehingga, pelatihan ini sebagai upaya edukasi dan wawasan kepada warga kami, jika sewaktu-waktu ada bencana, mereka bisa melakukan penanganan kebencanaan sedari awal dan mandiri, serta bisa lebih tanggap menghadapi bencana," tandasnya.
Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo melalui Penyuluh Kebencanaan pada BPBD setempat, Pipin Widyawati menjelaskan, bahwa BPBD telah membentuk kelurahan tangguh bencana (Katana), dimana, dimana dari total ada 27 kelurahan, BPBD sudah membentuk 20 kelurahan tangguh bencana.
"7 sisa kelurahan yang belum terbentuk dan baru sosialisasi awal diantaranya Kelurahan Medono, Podosugih, Setono, Noyontaansari, Kuripan Kertoharjo, Kuripan Yosorejo dan Kelurahan Sokoduwet," terang Pipin.
Pipin menambahkan, pelatihan yang diajarkan diantaranya simulasi banjir dan transportasi korban bencana banjir. Ia berharap, dengan adanya tim maka akan memudahkan alur komunikasi untuk penyaluran bantuan evakuasi dan lainnya.
"Bulan lalu, kami juga sudah memberikan simulasi penanganan kebakaran. Satu tim Katana jumlahnya berbeda-beda, kalau Katana Pasirkratonkramat disini ada 30 orang yang merupakan perwakilan dari masing-masing RW. Harapan kami, pelatihan dan simulasi kebencanaan ini sebagai upaya tanggap bencana yang dilakukan oleh masyarakat khususnya dari tim Katana. Sehingga, ini memudahkan komunikasi mereka di lapangan saat akan mengakses bantuan ke dinas terkait, evakuasi korban, dan sebagainya," paparnya.
Sementara itu, Camat Pekalongan Barat, Sri Karyati yang turut hadir menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya atas digelarnya pelatihan dan simulasi kebencanaan yang diberikan Satgas BPBD Kota Pekalongan kepada tim Katana Kelurahan PKK. Lanjut Karyati membeberkan, untuk di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat sendiri, ada 7 kelurahan, namun kelurahan sering terdampak bencana ada 3 kelurahan. Akan tetapi, seiring dengan kondisi wilayah saat ini, pihaknya menganggap semua kelurahan menjadi kelurahan yang sama-sama rawan bencana, karena fenomena bencana banjir dan rob sekarang semakin bergeser ke wilayah barat.
"Harapannya, dengan wilayah Kota Pekalongan khususnya Kecamatan Pekalongan Barat yang sering terdampak bencana, masyarakatnya bisa mandiri, survive, dan memberdayakan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Untuk penanggulangan bencana awal, mereka bisa memberdayakan diri sendiri, kalau butuh bantuan dari pemerintah, maka siap kita bantu," tegasnya.
Lurah Pasirkratonkramat, Dwi Indah Widiastuti menjelaskan, pihaknya mengandeng BPBD sebagai instruktur pelatihan serta membentuk tim relawan dari perwakilan RT/RW untuk kewaspadaan bencana yang terjadi di wilayahnya.
Dwi mengungkapkan pihaknya mengundang 30 orang dari perwakilan RT/RW, dimana mereka masing-masing bertugas sebagai tim dapur umum, dan berbagai divisi yang menangani kebencanaan.
"Kita jaga-jaga sebelum terjadinya bencana. Sehingga, pelatihan ini sebagai upaya edukasi dan wawasan kepada warga kami, jika sewaktu-waktu ada bencana, mereka bisa melakukan penanganan kebencanaan sedari awal dan mandiri, serta bisa lebih tanggap menghadapi bencana," tandasnya.