Beri Perhatian, Pemkot Tampung Aspirasi Pertuni Upaya Tingkatkan Kualitas Hidup

Keterbatasan yang dimiliki penyandang netra (tunanetra) rupanya tak menghalangi semangat mereka untuk terus berusaha meningkatkan kualitas hidup di masyarakat. Untuk mengangkat kondisi tunanetra dari ketidakberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan, dibutuhkan usaha pemberdayaan bagi mereka, salah satunya pelatihan kompetensi yang disesuaikan dengan kemampuan penyandang netra ini. Hal ini disampaikan oleh Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) cabang Kota/Kab Pekalongan, Supriyanto.
Aspirasi tersebut disambut dan ditampung dengan baik oleh Pemerintah kota Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker), “Salah satu yang belum banyak mendapat perhatian adalah penyandang tuna netra, setelah mendapat masukan ini kita akan membuat usulan secara khusus agar tahun depan ada upaya memberi atensi secara khusus untuk teman-teman tunanetra yang selama ini belum bisa mengikuti pelatihan karena jenis disabilitas yang berbeda,” terang Kepala Dinperinaker, Sri Budi Santoso kemarin dalam kegiatan rapat koordinasi pelatihan bagi disabilitas di ruang Sekretariat, Dinperinaker kota Pekalongan.
SBS sapaan akrab Kadinperinaker melihat motivasi yang ada dalam diri penyandang netra luar biasa dan mereka berharap untuk bisa difasilitasi pengembangan kapasitas sehingga mereka bisa mendayagunakan potensinya secara bertahap, menjadi pribadi yang mandiri dan produktif, “Kami atas nama pemerintah kota Pekalongan berterima kasih, ke depan bisa menyusun program, saya salut atas semangatnya, sangat komunikatif dan atensi sekali,” terangnya.
Lebih lanjut, Supriyanto berharap kedepan bersama teman-temannya dapat lebih diperhatikan dengan memberikan keterampilan agar bisa terjun di dunia kerja, meskipun dengan segala kekurangan yang ada, “Kami semangat untuk membangun kota ini bareng-bareng sebisa kami,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa mayoritas tunanetra berprofesi sebagai tukang pijat, lanjutnya kata Supriyanto, Pertuni sempat menerima pelatihan pijat dari luar kota Pekalongan, sehingga pihaknya ingin agar Pemerintah setempat bisa memfasilitasi kompetensi serupa atau lainnya, "Anggota kami yang dari kota Pekalongan 40 orang dan luar kota 6 orang, karena Pertuni yang di kabupaten sekitar belum ada, harapannya kami bisa dilibatkan untuk membangun kota ini sesuai dengan kemampuan kami sebagai penyandang disabilitas netra," pungkasnya.
Aspirasi tersebut disambut dan ditampung dengan baik oleh Pemerintah kota Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker), “Salah satu yang belum banyak mendapat perhatian adalah penyandang tuna netra, setelah mendapat masukan ini kita akan membuat usulan secara khusus agar tahun depan ada upaya memberi atensi secara khusus untuk teman-teman tunanetra yang selama ini belum bisa mengikuti pelatihan karena jenis disabilitas yang berbeda,” terang Kepala Dinperinaker, Sri Budi Santoso kemarin dalam kegiatan rapat koordinasi pelatihan bagi disabilitas di ruang Sekretariat, Dinperinaker kota Pekalongan.
SBS sapaan akrab Kadinperinaker melihat motivasi yang ada dalam diri penyandang netra luar biasa dan mereka berharap untuk bisa difasilitasi pengembangan kapasitas sehingga mereka bisa mendayagunakan potensinya secara bertahap, menjadi pribadi yang mandiri dan produktif, “Kami atas nama pemerintah kota Pekalongan berterima kasih, ke depan bisa menyusun program, saya salut atas semangatnya, sangat komunikatif dan atensi sekali,” terangnya.
Lebih lanjut, Supriyanto berharap kedepan bersama teman-temannya dapat lebih diperhatikan dengan memberikan keterampilan agar bisa terjun di dunia kerja, meskipun dengan segala kekurangan yang ada, “Kami semangat untuk membangun kota ini bareng-bareng sebisa kami,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa mayoritas tunanetra berprofesi sebagai tukang pijat, lanjutnya kata Supriyanto, Pertuni sempat menerima pelatihan pijat dari luar kota Pekalongan, sehingga pihaknya ingin agar Pemerintah setempat bisa memfasilitasi kompetensi serupa atau lainnya, "Anggota kami yang dari kota Pekalongan 40 orang dan luar kota 6 orang, karena Pertuni yang di kabupaten sekitar belum ada, harapannya kami bisa dilibatkan untuk membangun kota ini sesuai dengan kemampuan kami sebagai penyandang disabilitas netra," pungkasnya.