Berbagai Rancangan Busana Batik Muslim Dilombakan dalam Meriahnya PBN 2019

Puluhan model cantik berlenggak-lenggok mengenakan berbagai busana batik syar’i dalam peragaan busana (fashion show). Rancangan busana muslim tersebut merupakan hasil karya para desainer asli Kota Pekalongan yang dipamerkan dan dilombakan dalam Gala Dinner dan Fashion Show Lomba Rancang Busana Muslim Ready to Wear Peringatan Pekan Batik Nasional (PBN) Tahun 2019 yang digelar oleh Pemerintah Kota Pekalongan bekerjasama dengan Deskranada dan Designer Mode Kota Pekalongan (Desmoka) setempat, bertempat di Halaman Lapangan Jetayu Kota Pekalongan, Sabtu malam (5/10/2019).
 
Ketua Harian Dekranasda Kota Pekalongan, Bambang Nurdiyatman SH, menerangkan kegiatan lomba rancang busana ini dimaksudkan untuk menggali potensi-potensi desainer asli Pekalongan dan  lmenguatkan Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia yang dicanangkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
 
“Dari pendaftaran lomba yang dimulai dari tanggal 3-30 September 2019 dan pengumpulan hasil karya rancangan yang terakhir ditutup pada 2 Oktober kemarin, terdapat sebanyak 36 hasil karya dari desainer asli Kota Pekalongan berhasil dikumpulkan, namun hanya 30 karya terbaik yang terpilih dan dipamerkan dalam fashion show pada malam hari ini setelah melewati penilaian tahap I pada tanggal 4 Oktober kemarin yang nantinya akan ditetapkan 6 juara terbaik yang menjadi pemenang dalam lomba rancang busana muslim tahun 2019,” jelas Bambang.
 
Adapun juri pada lomba rancang busana hari ini, lanjut Bambang, yakni Sudharma Suharsa dari Indonesia Fashion Chapter Semarang, Oot Suprapto dari Desmoka, dan Fatiyah Ahmad dari Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan.
 
Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE yang hadir sekaligus membuka kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa kegiatan lomba rancang busana batik dan fashion show yang mengusung tema Ready to Wear Jenis Busana Muslim Wanita Milineal dilatarbelakangi Kota Pekalongan masuk dalam jejaring Kota Kreatif Dunia oleh UNESCO di bidang folk and arts.
 
"Salah satu cara mempertahankan predikat tersebut dan mengembangkan potensi dan fashion Kota Pekalongan, kami bekerjasama dengan perancang batik mengadakan lomba rancang busana batik yang merupakan agenda rutin tahunan. Beragam corak dan motif ditemukan di batik Pekalongan seperti Jlamprang, Buketan dan sebagainya mampu menambah khasanah ragam motif batik kita dan batik menjadi produk unggulan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Pekalongan," papar Saelany.
 
Menurut Saelany, busana batik muslimah yang diusung dalam acara untuk mempromosikan brand Kota Pekalongan sebagai pusat mode busana batik dunia. Sesuai tema yang diusung tahun ini.
 
"Kota Pekalongan sebagai kota batik harus terus menunjukkan eksistensinya baik di kancah nasional maupun internasional," ujar Saelany.
 
Wakil Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid mengapresiasi hasil karya para desainer Kota Pekalongan yang sangat luar biasa indah dan menakjubkan. "Mayoritas peserta lomba rancang ini masih muda belia, potensi mereka tidak diragukan lagi, apalagi kita kedatangan para maestro batik seperti Alif Syakur, mereka para desainer bisa belajar dari beliau yang karyanya sudah diakui, dan terus mengasah kemampuan mereka untuk mengembangkan brand ciptaan mereka sendiri," imbuh Aaf.