Bangun Langkah Strategis, Tim RUD Paparkan Laporan Akhir Penelitian

Dalam pelaksanaan pembangunan tahun 2024, Kota Pekalongan memiliki tema yaitu Optimalisasi Peningkatan Kesejahteraan Dan Kemandirian Dengan Dipayungi Nilai-Nilai Religiusitas. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) memerlukan adanya akselerasi langkah melalui penelitian selaras dengan tema tersebut guna membangun langkah-langkah strategis dengan pengambilan kebijakan sebagai solusi atas permasalahan yang muncul di Kota Pekalongan.
Setelah melakukan penelitian sejak Juni 2024 atau tepatnya sejak pengumuman Tim Riset Unggulan Daerah (RUD) oleh Bappeda Kota Pekalongan, para peneliti yang tergabung dalam RUD tersebut memaparkan laporan hasil penelitiannya, belum lama ini pada 4-5 November di Ruang Buketan, Kantor Setda Kota Pekalongan. Sebanyak 5 tim peneliti memaparkan Riset Unggulan Daerah ini. Pada hari pertama, laporan akhir RUD dipaparkan oleh dua peneliti yakni Muhammad Ali Gunawan, dari STAI KI AGENG Pekalongan dan Agus Wahyudi dari Universitas Gadjah Mada.
Ali dan tim peneliti fokus mengkaji terkait pembelajaran teknologi dan lingkungan berdasarkan konteks kondisi lingkungan di Kota Pekalongan dengan judul penelitian pengembangan model dan materi pembelajaran adaptasi lingkungan berbasis teknologi di Kota Pekalongan. Ia mengatakan bahwa Kota Pekalongan merupakan daerah rawan bencana, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang fleksibel yang mendorong pelajar supaya sensitif atau aware dan punya kesadaran terhadap isu-isu lingkungan di Kota Pekalongan.
“Model pembelajaran ini fleksibel di semua level pendidikan, disini kita mencoba supaya masyarakat khususnya pelajar berhenti berpikir linear, seperti acuh tanpa solusi ketika melihat sampah yang sudah menumpuk padahal sudah tahu dampak buruk kedepannya. Ada istilah pekalongan tenggelam, disini kami menggunakan logika terbalik, jadi kami tidak menganggap istilah itu benar, buat bangunan terapung jangan menggunakan beton. Jadi intinya kami ingin siswa mulai SD sampai SMA bisa menghasilkan karya atau solusi persoalan lingkungan yang ada di kota Pekalongan,” katanya.
Sementara itu, Agus mengkaji terkait studi antropologi etnografi penanganan anak tidak sekolah dan rentan anak tidak sekolah dengan judul penelitian strategi tata kelola kebijakan penanganan anak tidak sekolah dan rentan anak tidak sekolah di Kota Pekalongan. Bersama tim peneliti, ia menilai bahwa upaya Kota Pekalongan menangani hal ini sudah cukup baik dengan adanya Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), namun tetap harus memiliki tata kelola dan manajemen yang melibatkan anak muda dan dukungan dari berbagai pihak.
“Kita fokuskan institusi seperti Sanggar Kegiatan Belajar apakah bisa diimprove tata kelola manajemennya melibatkan anak-anak muda yang komitmen pada pendidikan dan pemberdayaan. Selain itu juga dibutuhkan dukungan infrastruktur yang baik di lembaga ini. Kami berharap penelitian ini bisa diimpetenaiskan dengan baik oleh Pemerintah Kota agar semua warga negara termasuk anak tidak sekolah dan rentan anak tidak sekolah tetap menjadi warga yang kompeten, baik dan memberikan sumbangan pada kehidupan bersama,” tandasnya.
Diharapkan sejumlah penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang berkualitas dan aplikatif guna mendukung percepatan pembangunan wilayah dan atau memberikan alternatif jawaban terhadap tantangan dan permasalahan daerah di Kota Pekalongan.
Selain 2 peneliti diatas, 3 peneliti lainnya antara lain Wenti Ayu Sunarjo dari Universitas Pekalongan mengangkat tema kajian penetapan produk unggulan
daerah Kota Pekalongan dengan judul penentuan prioritas produk unggulan
daerah dan pengembangannya di Kota Pekalongan menggunakan metode multi attribute utility theory, Alva Edy Tontowi dari Universitas Gadjah Mada mengusung tema peran Kota Pekalongan dalam pengembangan potensi ekonomi/ sumber daya lokal dan tenaga kerja pada Kawasan Industri Terpadu Batang dengan judul pemetaan sumber daya lokal Kota Pekalongan untuk mendukung Kawasan Industri Terpadu Batang dan Nyarwi Ahmad dari Universitas Gadjah Mada mengangkat tema strategi pengembangan dan promosi kuliner kota pekalongan (studi kasus pasar Sugihwaras Pekalongan) dengan judul Metode etno informatika untuk strategi pengembangan dan promosi kuliner di Pasar Sugihwaras Kota Pekalongan.
(Dinkominfo Kota Pekalongan
Setelah melakukan penelitian sejak Juni 2024 atau tepatnya sejak pengumuman Tim Riset Unggulan Daerah (RUD) oleh Bappeda Kota Pekalongan, para peneliti yang tergabung dalam RUD tersebut memaparkan laporan hasil penelitiannya, belum lama ini pada 4-5 November di Ruang Buketan, Kantor Setda Kota Pekalongan. Sebanyak 5 tim peneliti memaparkan Riset Unggulan Daerah ini. Pada hari pertama, laporan akhir RUD dipaparkan oleh dua peneliti yakni Muhammad Ali Gunawan, dari STAI KI AGENG Pekalongan dan Agus Wahyudi dari Universitas Gadjah Mada.
Ali dan tim peneliti fokus mengkaji terkait pembelajaran teknologi dan lingkungan berdasarkan konteks kondisi lingkungan di Kota Pekalongan dengan judul penelitian pengembangan model dan materi pembelajaran adaptasi lingkungan berbasis teknologi di Kota Pekalongan. Ia mengatakan bahwa Kota Pekalongan merupakan daerah rawan bencana, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang fleksibel yang mendorong pelajar supaya sensitif atau aware dan punya kesadaran terhadap isu-isu lingkungan di Kota Pekalongan.
“Model pembelajaran ini fleksibel di semua level pendidikan, disini kita mencoba supaya masyarakat khususnya pelajar berhenti berpikir linear, seperti acuh tanpa solusi ketika melihat sampah yang sudah menumpuk padahal sudah tahu dampak buruk kedepannya. Ada istilah pekalongan tenggelam, disini kami menggunakan logika terbalik, jadi kami tidak menganggap istilah itu benar, buat bangunan terapung jangan menggunakan beton. Jadi intinya kami ingin siswa mulai SD sampai SMA bisa menghasilkan karya atau solusi persoalan lingkungan yang ada di kota Pekalongan,” katanya.
Sementara itu, Agus mengkaji terkait studi antropologi etnografi penanganan anak tidak sekolah dan rentan anak tidak sekolah dengan judul penelitian strategi tata kelola kebijakan penanganan anak tidak sekolah dan rentan anak tidak sekolah di Kota Pekalongan. Bersama tim peneliti, ia menilai bahwa upaya Kota Pekalongan menangani hal ini sudah cukup baik dengan adanya Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), namun tetap harus memiliki tata kelola dan manajemen yang melibatkan anak muda dan dukungan dari berbagai pihak.
“Kita fokuskan institusi seperti Sanggar Kegiatan Belajar apakah bisa diimprove tata kelola manajemennya melibatkan anak-anak muda yang komitmen pada pendidikan dan pemberdayaan. Selain itu juga dibutuhkan dukungan infrastruktur yang baik di lembaga ini. Kami berharap penelitian ini bisa diimpetenaiskan dengan baik oleh Pemerintah Kota agar semua warga negara termasuk anak tidak sekolah dan rentan anak tidak sekolah tetap menjadi warga yang kompeten, baik dan memberikan sumbangan pada kehidupan bersama,” tandasnya.
Diharapkan sejumlah penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang berkualitas dan aplikatif guna mendukung percepatan pembangunan wilayah dan atau memberikan alternatif jawaban terhadap tantangan dan permasalahan daerah di Kota Pekalongan.
Selain 2 peneliti diatas, 3 peneliti lainnya antara lain Wenti Ayu Sunarjo dari Universitas Pekalongan mengangkat tema kajian penetapan produk unggulan
daerah Kota Pekalongan dengan judul penentuan prioritas produk unggulan
daerah dan pengembangannya di Kota Pekalongan menggunakan metode multi attribute utility theory, Alva Edy Tontowi dari Universitas Gadjah Mada mengusung tema peran Kota Pekalongan dalam pengembangan potensi ekonomi/ sumber daya lokal dan tenaga kerja pada Kawasan Industri Terpadu Batang dengan judul pemetaan sumber daya lokal Kota Pekalongan untuk mendukung Kawasan Industri Terpadu Batang dan Nyarwi Ahmad dari Universitas Gadjah Mada mengangkat tema strategi pengembangan dan promosi kuliner kota pekalongan (studi kasus pasar Sugihwaras Pekalongan) dengan judul Metode etno informatika untuk strategi pengembangan dan promosi kuliner di Pasar Sugihwaras Kota Pekalongan.
(Dinkominfo Kota Pekalongan