Antisipasi Bencana, Kecamatan Pekalongan Utara Maksimalkan Sejumlah Langkah Preventif

Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan menjadi salah satu wilayah di Kota Pekalongan yang kerap terdampak cukup parah ketika terjadi bencana banjir yang disebabkan oleh air hujan maupun air laut pasang (rob). Oleh karena itu, Kecamatan Pekalongan Utara yang mengkoordinasikan 7 kelurahan dibawahnya ini menyiapkan sejumlah langkah preventif untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana banjir dan rob pada musim penghujan yang biasanya terjadi pada penghujung akhir tahun, Bulan November-Desember 2022 dan awal tahun baru 2023 mendatang.

Camat Pekalongan Utara, Wismo Aditiyo menjelaskan bahwa, menjelang antisipasi terjadinya musim penghujan, Kecamatan Pekalongan Utara telah menyiapkan sejumlah strategi mitigasi bencana diantaranya yakni mengoptimalkan keberadaan Satuan Tugas (Satgas) Taruna Siaga Bencana di 7 kelurahan yang ada di wilayahnya, terdiri dari unsur-unsur masyarakat kelurahan masing-masing.

"Kami sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Taruna Siaga Bencana yang ada di 7 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, nantinya mereka menjadi salah satu komponen masyarakat dalam membantu penanganan bencana. Hal ini sebagai langkah preventif yang disiapkan dari sisi pengerahan Sumber Daya Manusia (SDM)," ucap Wismo, baru- baru ini.

Disamping itu, jajaran Kecamatan Pekalongan Utara sudah melakukan pemantauan wilayah yang menjadi titik-titik rawan bencana. Pihaknya mengaku bersyukur, seiring dengan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir rob di Sungai Lodji dan tanggul pantai sudah ada dampak positif yang dirasakan di beberapa titik wilayah yang saat ini sudah menjadi titik aman bencana. Kendati demikian, untuk wilayah disekitar tanggul raksasa, ada beberapa titik sisi tanggul yang mengalami kerusakan sisi.

"Namun, BBWS sudah akan melakukan perbaikan dan peninggian sisi tanggul raksasa tersebut, disamping pekerjaan fisik lain," paparnya.

Lanjutnya, dari segi persiapan sarana dan prasarana, dalam perubahan anggaran nanti, pihaknya sudah mengajukan pengadaan 1 buah perahu PE yang disiapkan untuk sarana evakuasi dan sebagainya. Setelah itu, pihaknya juga senantiasa berkoordinasi dengan dinas terkait seperti BPBD, PMI, dan DPUPR terkait hal-hal apa saja yang harus ditangani untuk mencegah terjadinya dampak dan resiko bencana.

"Operasional pompa selama ini sudah berjalan baik dibawah kendali dari DPUPR. Namun, kami dari kecamatan juga melakukan pengecekan secara berkala dan kunjungan ke titik-titik stasiun pompa untuk memastikan pompa-pompa itu tetap berjalan dengan baik dan jangan sampai terkendala ketika dibutuhkan dalam keadaan darurrat," paparnya.

Kaitannya dengan penyiapan logistik bencana, pihaknya menyebutkan bahwa, sejatinya logistik penanganan bencana tersumber dari Dinsos-P2KB Kota Pekalongan. Menurutnya, berkac dari kejadian banjir sebelumnya pada Bulan Mei lalu, bahwa pihaknya berupaya memaksimalkan keberadaan dapur umum swadaya masyarakat.

"Agar membuat mereka memiliki rasa tanggung jawab, berbagi kepada wilayah mereka sendiri. Tugas kami, ketika ada informasi dapur umum, kami bantu informasikan ke Dinsos-P2KB setempat untuk membantu suplay logistik dapur umum. Namun, apabila Dinsos-P2KB mengalami kendala dalam penyaluran bantuanbke titik-titik dapur umum maupun lokasi korban banjir, proses penyaluran kami alihkan ke kelurahan masing-masing dengan sistem jemput bola dari Dinsos-P2KB ke titik-titik Dapur Umum melalui koordinasi kelurahan setempat," pungkasnya.