240 Sampel Takjil Diuji, Dinkes Temukan 1 Sampel Bolu Kukus Positif Rhodamin B

Kota Pekalongan - Sejak awal Ramadhan, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat intens melakukan kegiatan inspeksi mendadak (sidak) pengawasan makanan/minuman takjil selama Bulan Ramadhan. Hal ini guna memastikan makanan-makanan tersebut layak dikonsumsi dan tidak mengandung zat-zat berbahaya. Puskesmas dilibatkan dalam pengambilan sampel makanan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melalui Administrator Kesehatan Muda, Maysaroh mengungkapkan bahwa, dari kegiatan sidak takjil selama awal Ramadhan kemarin, ada 240 sampel makanan/minuman takjil yang diteliti oleh petugas, dimana masing-masing kecamatan ada 60 sampel yang diambil. Dari jumlah sampel-sampel yang diteliti tersebut, terdapat 1 buah sampel makanan berupa bolu kukus yang dijual oleh salah seorang pedagang takjil di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan positif mengandung bahan kimia yang berbahaya yakni Rhodamin B. Bahan kimia berbahaya tersebut sepatutnya tidak digunakan untuk pewarna makanan.
“Dari sidak takjil kemarin, hasilnya ada satu sampel makanan yang positif Rhodamin B, sampel itu berupa bolu kukus yang menggunakan pewarna makanan merah yang bukan semestinya untuk pewarna makanan,” ucap Maysaroh, Senin siang (25/4/2022).
Menurutnya, dari hasil temuan tersebut, maka jajaran Dinas Kesehatan langsung mengamankan dan menindaklanjuti dengan menyampaikan hasil uji sampel tersebut ke pedagang takjil yang bersangkutan bahwa jajanan takjil bolu kukus yang dijualnya ini mengandung bahan pewarna kimiawi. Tidak hanya itu, petugas Dinas Kesehatan juga mengkonfirmasi ke pedagang takjil apakah bolu kukus yang dijual tersebut merupakan produk yang dibuat sendiri oleh pedagang atau merupakan barang jualan titipan dari orang lain.
“Kami juga menanyakan ke pedagang takjil yang bersangkutan, apakah bolu kukus tersebut buat sendiri atau barang jualan titipan dari orang lain. Ternyata memang benar itu merupakan titipan dari salah satu penjual yang memang belum pernah membuat jajanan takjil sebelumnya. Pedagang takjil tersebut langsung kami edukasi untuk berhati-hati memilih tempat kulakan. Ini pelajaran bagi kita semua bahwa, makanan yang terlihat mencolok atau warna merahnya tidak merata bisa diartikan sebagai salah satu tanda makanan tersebut menggunakan pewarna kimia yang tidak semestinya digunakan untuk pewarna makanan,” tegasnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakay untuk bisa lebih pandai-pandai memilah dan memilih makanan yang hendak dibeli, karena makanan yang dibeli dan dikonsumsi ini sangat menentukan sekali kesehatan kita. Salah satu caranya diantaranya adalah memiliki sikap waspada terhadap peredaran makanan/minuman yang dijual di pasaran. Jika makanan/minuman tersebut memiliki warna yang mencolok/ terlalu terang, maka patut dicurigai dan lebih berhati-hati untuk tidak membeli makanan/minuman yang terlalu mencolok warnanya. Kemudian, amati juga tampilan, warna, dan tekstur dan aroma makanan/jajanan takjil yang hendak dibeli.
“Misal, pada bolu kukus tadi warnanya tidak merata, ada bintik-bintik merah, dan warnanya mencolok. Pada kerupuk warna-warni pun kita bisa lakukan hal serupa. Kemudian, pada makanan mie dan bakso biasanya kita bisa lebih memperhatikan tekstur maupun aroma. Kalau mie atau bakso itu teksturnya terlalu kenyal ditekan itu sulit untuk putus, kita juga harus curiga, karena pada makanan tersebut ada beberapa oknum yang menggunakan bahan kimia berbahaya seperti formalin atau boraks, kemudian dari aromanya khas menyengat formalin itu patut waspada terhadap hal-hal seperti itu,”pungkasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melalui Administrator Kesehatan Muda, Maysaroh mengungkapkan bahwa, dari kegiatan sidak takjil selama awal Ramadhan kemarin, ada 240 sampel makanan/minuman takjil yang diteliti oleh petugas, dimana masing-masing kecamatan ada 60 sampel yang diambil. Dari jumlah sampel-sampel yang diteliti tersebut, terdapat 1 buah sampel makanan berupa bolu kukus yang dijual oleh salah seorang pedagang takjil di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan positif mengandung bahan kimia yang berbahaya yakni Rhodamin B. Bahan kimia berbahaya tersebut sepatutnya tidak digunakan untuk pewarna makanan.
“Dari sidak takjil kemarin, hasilnya ada satu sampel makanan yang positif Rhodamin B, sampel itu berupa bolu kukus yang menggunakan pewarna makanan merah yang bukan semestinya untuk pewarna makanan,” ucap Maysaroh, Senin siang (25/4/2022).
Menurutnya, dari hasil temuan tersebut, maka jajaran Dinas Kesehatan langsung mengamankan dan menindaklanjuti dengan menyampaikan hasil uji sampel tersebut ke pedagang takjil yang bersangkutan bahwa jajanan takjil bolu kukus yang dijualnya ini mengandung bahan pewarna kimiawi. Tidak hanya itu, petugas Dinas Kesehatan juga mengkonfirmasi ke pedagang takjil apakah bolu kukus yang dijual tersebut merupakan produk yang dibuat sendiri oleh pedagang atau merupakan barang jualan titipan dari orang lain.
“Kami juga menanyakan ke pedagang takjil yang bersangkutan, apakah bolu kukus tersebut buat sendiri atau barang jualan titipan dari orang lain. Ternyata memang benar itu merupakan titipan dari salah satu penjual yang memang belum pernah membuat jajanan takjil sebelumnya. Pedagang takjil tersebut langsung kami edukasi untuk berhati-hati memilih tempat kulakan. Ini pelajaran bagi kita semua bahwa, makanan yang terlihat mencolok atau warna merahnya tidak merata bisa diartikan sebagai salah satu tanda makanan tersebut menggunakan pewarna kimia yang tidak semestinya digunakan untuk pewarna makanan,” tegasnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakay untuk bisa lebih pandai-pandai memilah dan memilih makanan yang hendak dibeli, karena makanan yang dibeli dan dikonsumsi ini sangat menentukan sekali kesehatan kita. Salah satu caranya diantaranya adalah memiliki sikap waspada terhadap peredaran makanan/minuman yang dijual di pasaran. Jika makanan/minuman tersebut memiliki warna yang mencolok/ terlalu terang, maka patut dicurigai dan lebih berhati-hati untuk tidak membeli makanan/minuman yang terlalu mencolok warnanya. Kemudian, amati juga tampilan, warna, dan tekstur dan aroma makanan/jajanan takjil yang hendak dibeli.
“Misal, pada bolu kukus tadi warnanya tidak merata, ada bintik-bintik merah, dan warnanya mencolok. Pada kerupuk warna-warni pun kita bisa lakukan hal serupa. Kemudian, pada makanan mie dan bakso biasanya kita bisa lebih memperhatikan tekstur maupun aroma. Kalau mie atau bakso itu teksturnya terlalu kenyal ditekan itu sulit untuk putus, kita juga harus curiga, karena pada makanan tersebut ada beberapa oknum yang menggunakan bahan kimia berbahaya seperti formalin atau boraks, kemudian dari aromanya khas menyengat formalin itu patut waspada terhadap hal-hal seperti itu,”pungkasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)