1.330 Keluarga Berisiko Stunting Jadi Target Intervensi Program Genting 2025 di Kota Pekalongan

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) setempat terus memperkuat peran serta para lurah dalam menyukseskan Program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting). Kegiatan ini dikemas dalam bentuk rapat koordinasi (rakor) yang digelar di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Kamis (8/5/2025).

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Nur Agustina, menjelaskan bahwa rakor ini melibatkan para lurah dan pengelola Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di setiap kelurahan. Hal ini dilakukan untuk menyinkronkan pemahaman serta memperkuat koordinasi dalam pelaksanaan Program Genting.

"Program Genting merupakan program percepatan atau Quick Win dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN yang diluncurkan sejak 5 Desember 2024 lalu. Setiap kabupaten/kota sudah ditargetkan sasarannya masing-masing," ungkap Agustin, sapaan akrabnya.

Ia menjelaskan, Program Genting dirancang untuk mengurangi risiko stunting di keluarga berisiko tinggi. Upaya tersebut mencakup pemberian asupan gizi, penyediaan air bersih, serta pencegahan pernikahan dini. Di Kota Pekalongan, pada tahun 2025 ini ditargetkan sebanyak 1.330 keluarga berisiko stunting akan mendapatkan intervensi melalui program tersebut.

"Sasaran Program Genting ini mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun (baduta). Bentuk intervensinya berupa pemberian nutrisi dalam bentuk makanan senilai minimal Rp15 ribu per hari. Bantuan nutrisi tersebut akan diberikan setiap hari selama enam bulan berturut-turut," paparnya.

Lebih lanjut, Agustin juga menjelaskan bahwa intervensi non-nutrisi seperti perbaikan rumah layak huni, penyediaan jamban, serta sanitasi air bersih juga menjadi bagian dari Program Genting. Selain itu, edukasi kepada keluarga berisiko stunting juga akan terus dilakukan.

Dalam rakor tersebut, Agustin berharap para lurah dan pengelola Dashat dapat memahami sasaran Program Genting di masing-masing wilayah serta mekanisme penyaluran bantuan melalui Dashat. Saat ini, Dashat juga sedang melaksanakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

"Selain memasak makanan nutrisi di Dashat, pemberian bantuan juga bisa dilakukan oleh pihak yang bersedia menyalurkan bantuan secara mandiri," imbuhnya.

Program Genting ini menggunakan anggaran yang bersumber dari komunitas, perorangan, BUMD, CSR, serta elemen masyarakat lainnya. Agustin menegaskan, anggaran dari APBD atau APBN tidak diperkenankan digunakan untuk Program Genting.

"Dengan penguatan koordinasi melalui rakor ini, kami berharap upaya penurunan angka stunting di wilayah Kota Pekalongan dapat berjalan efektif dan mencapai target yang telah ditetapkan.
(Dian)