Warga Binaan Rutan Pekalongan Panen Ilmu Lewat Budidaya Melon Madu

Kota Pekalongan – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Pekalongan terus berinovasi dalam menciptakan kegiatan produktif dan edukatif bagi warga binaannya. Kali ini, Rutan Pekalongan kembali menunjukkan komitmen pembinaan kemandirian dengan menggelar kegiatan budidaya melon madu di area brandgang Rutan, Senin (6/10/2025).

Kegiatan penanaman melon madu ini dipimpin langsung oleh Kepala Rutan Kelas IIA Pekalongan, Nanang Adi Susanto, didampingi jajaran pejabat struktural, petugas pembinaan, serta sejumlah warga binaan yang menjadi peserta pelatihan pertanian. Para warga binaan bersama petugas nampak antusias dan semangat dalam menyiapkan lahan serta melakukan penanaman bibit melon madu yang telah disemai sebelumnya.

"Sebelum ditanam di lahan, bibit melon madu terlebih dahulu disemai di polybag selama sekitar dua minggu hingga tumbuh tiga sampai empat helai daun. Setelah bibit cukup kuat, barulah dipindahkan ke lahan pertanian seluas kurang lebih 10 meter persegi di area brandgang untuk proses penanaman tahap utama,"ucap Karutan Nanang.

Karutan Nanang menjelaskan bahwa, masa panen buah melon madu ini diperkirakan sekitar 57 hari setelah tanam, tergantung pada kondisi cuaca dan perawatan tanaman. 

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas pembinaan, tetapi benar-benar bisa memberikan bekal keterampilan pertanian bagi warga binaan, khususnya dalam budidaya tanaman hortikultura seperti melon madu. Dengan ilmu ini, mereka bisa lebih siap berdaya ketika kembali ke masyarakat,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa, kegiatan budidaya ini juga menjadi bentuk nyata dukungan Rutan Pekalongan terhadap program ketahanan pangan nasional. Menurutnya, Rutan sebagai lembaga pembinaan tidak hanya berfokus pada pengawasan dan pengamanan, tetapi juga berperan aktif dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan positif yang berkelanjutan.

“Selain menanam melon madu, sebelumnya kami juga telah melakukan pelatihan budidaya cabai, kangkung, dan tanaman sayuran lainnya. Ini semua adalah bentuk pembinaan kemandirian yang konsisten kami lakukan, agar warga binaan memiliki keahlian praktis yang bermanfaat,” imbuhnya.

Lanjutnya, kegiatan pertanian ini menjadi salah satu implementasi dari 13 Program Akselerasi Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan khususnya dalam bidang pemberdayaan warga binaan melalui kegiatan produktif dan berorientasi kemandirian. 

"Dengan demikian, pembinaan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga memberikan pengalaman langsung di lapangan,"ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga binaan yang mengikuti pelatihan, berinisial A, mengaku senang bisa mendapatkan kesempatan belajar menanam melon madu. 

“Saya baru tahu kalau melon madu ternyata bisa ditanam di lahan sempit seperti ini. Dari mulai penyemaian, penanaman, sampai nanti perawatan, kami diajari langsung. Ini pengalaman baru dan berguna buat bekal nanti kalau sudah bebas,” tutupnya.


(Tim Liputan Kominfo/Dian)