Tanggap Bencana, BPBD Akan Bentuk TSBK

Sebagai upaya penanganan bencana yang lebih tanggap, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada tahun 2019 ini merencanakan pembentukan Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) di setiap kelurahan yang ada di Kota Pekalongan. Demikian disampaikan Kepala BPBD Kota Pekalongan melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Arif Mahanani dalam kegiatan Sosialisasi Tanggap Bencana (Dana Kelurahan) Tahun 2019 di Aula Kelurahan Padukuhan Kraton, Jumat (19/7/2019).

 

Pada kesempatan tersebut, Arif mengungkapkan pembentukan TSBK ini merupakan salah satu strategi tanggap bencana di masing-masing kelurahan tersebut. Tujuannya adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, cekatan dan tanggap dalam melakukan evakuasi terlebih dahulu.

 

“Tahun ini akan kami bentuk Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) berkaitan dengan ditetapkannya Kelurahan Tanggap Bencana di masing-masing wilayah Kota Pekalongan. Sehingga, nantinya akan terbentuk kelompok masyarakat yang mandiri dalam penanganan dan resiko baik sebelum, saat maupun sesudah terjadi bencana apapun,” ucap Arif.

 

Dituturkan Arif, pembentukan TSBK rencananya akan dilakukan di 27 kelurahan se-Kota Pekalongan. Sebelumnya, sudah terbentuk TSBK di Kelurahan Setono. Menurut Arif, TSBK merupakan kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai unsur elemen masyarakat dari Karang Taruna, tokoh pemuda, perangkat desa, LPM, BKM dan sebagainya diperlukan dalam rangka membantu pemerintah terutama dalam hal memberi informasi dan melaporkan kejadian bencana dan melakukan pertolongan dan penyelamatan dini apabila terjadi bencana.

 

“Dari TSBK ada 3 koordinator yakni assesement, pemantapan SDM dan evakuasi. Kekurangan di daerahnya khususnya daerah berpotensi bencana itu apa, bisa melakukan evakuasi korban-korban yang terdampak. TSBK ini sebagai leader pertama sebelum dinas-dinas terkait terjun ke lokasi atau penyambung ke BPBD, Dinsos, PMI dan sebagainya untuk segera melaporkan kejadian agar penanganannya lebih cepat,”

 

Sementara itu, Lurah Padukuhan Kraton, Supaat menyampaikan pembentukan TSBK Padukuhan Kraton ini dirasa sangat perlu dibentuk mengingat daerahnya yang merupakan salah satu daerah yang kerap mengalami banjir rob.

 

“Di tempat kami di eks Pabean atau Padukuhan Kraton (Pabean, Dukuh, dan Kraton) wilayahnya berbentuk cekung, ketika ada hujan akan mengalami banjir dan aliran air tidak dapat mengalir sebagaimana mestinya. Banjir rob juga seringkali terjadi meskipun tidak ada hujan di daerah kami. Pada tahun ini, kebetulan ada anggaran dana kelurahan untuk melaksanakan sosialisasi tanggap bencana dengan tindaklanjut membentuk kelompok tanggap bencana atau yang biasa dikenal TSBK di kelurahan kami,” jelas Supaat.

 

Supaat menambahkan dengan adanya dana kelurahan tersebut, rencananya akan menganggarkan untuk kebutuhan pembentukan TSBK dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kapasitas TSBK untuk membantu penanganan bencana di kelurahan Padukuhan Kraton.

 

“Anggaran melalui dana kelurahan memang sudah kami rencanakan salah satunya untuk kegiatan tanggap bencana. Setelah sosialisasi ini akan dibentuk kepengurusan TSBK yang akan diarahkan oleh BPBD maupun PMI sekaligus mereka besok akan memberikan praktek simulasi bencana kepada pengurus TSBK yang terbentuk. Pembentukan TSBK kami pada dasarnya musyawarah, yang belum tergabung di kepengurusan RT/RW, Karang Taruna dan sebagainya bisa menjadi pengurus TSBK,” imbuh Supaat.

 

Menyikapi berbagai bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi, Supaat berharap peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah dan menjaga bersama-sama alam ini serta lingkungan sekitar tempat tinggal.

 

“Memang bencana tidak pernah ada yang tahu kapan dan dimana terjadinya, namun kami harap adanya kesadaran bersama seluruh elemen masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitarnya seperti tidak membuang sampah sembarangan, lebih peduli dan peka terhadap bencana yang terjadi di sekitar kita,” pungkas Supaat.