Tak Harus Mahal, Persagi Ajak Orang Tua Penuhi Asupan Gizi Anak

Makanan yang mengandung unsur gizi sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang. Dengan mengonsumsi makanan yang cukup gizi secara teratur, anak akan tumbuh sehat sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi untuk kesejahteraan hidupnya di masa mendatang.

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kota Pekalongan, Ismanto mengatakan bahwa kini masyarakat masih menganggap bahwa gizi seimbang harus mahal, kenyataannya pemenuhan gizi sangat bisa dilakukan tanpa harus mengonsumsi makanan yang mahal. Makanan yang tersedia di sekitar kita sangat mungkin untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, “Pemanfaatan sumber makanan yang ada di lingkungan kita yang seharusnya dilakukan, sebagai contoh Kota Pekalongan punya makanan lokal ikan asin atau gereh ya, murah dan tinggi protein kalsium, tapi banyak masyarakat yang berpikir kalau konsumsi gereh itu kelas bawah, ini yang harus kita edukasi,” terang Ismanto kemarin.

Gambaran masyarakat terkait gizi seimbang, harus mengonsumsi daging, ikan yang mahal, nasi dari beras yang mahal dan sayur-buah mahal pula, dijelaskan Ismanto sebetulnya yang perlu diketahui masyarakat gizi baik dan seimbang baik terpenting memenuhi nilai unsur kandungan gizi, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Dikatakan Ismanto, kejadian stunting atau gizi kurang terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat seperti apa porsi makanan gizi seimbang dan pemberian makanan yang tidak sesuai dengan tahapannya, “Kita harus kerja keras, jangan pernah berhenti untuk mengkampanyekan memasyarakatkan kecukupan gizi. Ada satu hal lagi, kebiasaan di Kota Pekalongan kalau makan tidak pakai megono kurang sip, kita bisa variasi kombinasikan menjadi megono ikan tongkol, gabus atau tetelan, supaya lebih kompleks kandungan makanannya, dan tidak bosan,” ungkapnya.

Saat ini, perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat dari konsumsi makanan tradisional yang merupakan sumber nabati dan hewani, ke arah westernized atau kebarat-baratan yang banyak mengandung unsur gula dan lemak. Sehingga, masyarakat perlu mengubah pola makan menjadi pola makanan sehat yang bersumber dari sistem pangan berkelanjutan.