Serunya Pelajar SD Mengenal dan Belajar Membatik

Serunya belajar membatik ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja, melainkan juga para siswa Sekolah Dasar di Kota Pekalongan yang gembira dan antusias belajar membatik dalam kegiatan Pelatihan Membatik Siswa SD Kota Pekalongan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Pekalongan bekerjasama dengan Museum Batik Kota Pekalongan, bertempat di Museum Batik setempat, Selasa (3/3/2020).

Fasala Aulia Ningrum, siswi SD Keputran 04 Kota Pekalongan yang ikut pelatihan membatik tersebut mengaku senang dapat ikut serta mempraktekkan belajar proses pembuatan batik. Didampingi petugas Museum Batik, siswi yang duduk di kelas 5 tersebut bangga bisa mencoba dan memiliki pengalaman dalam menuangkan lilin (malam) batik diatas kain mori sesuai pola yang telah dibuatnya.

“Alhamdulillah ini baru pertama kali mencoba praktek membatik, di sekolah hanya diajarkan materinya saja di pelajaran mulok batik. kelihatannya mudah tapi ternyata cukup sulit, harus konsisten dan teliti, tapi sangat seru apalagi sama teman-teman,” ucap Fasa.

Hal senada juga diungkapkan Alfadilah Fajar, siswa kelas 5 SD Landungsari 04 Kota Pekalongan yang datang pelatihan membatik bersama rekan satu kelasnya merasa antusias menggoreskan canting di atas kain putih yang telah disiapkan.

“Ingin belajar membatik saja, Alhamdulillah bisa mempraktekkan membatik secara langsung. Menurut saya cukup mudah dan saya tertarik mempelajari batik lebih dalam. Saya sangat senang bisa mencobanya, bisa berkreasi apalagi hasil kain membatik ini bisa dibawa pulang ke rumah,” tutur Alfad.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan,Drs. Soeroso,MPd mengungkapkan bahwa Kota Pekalongan merupakan ‘World’s City of Batik. UNESCO juga telah menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya tak benda asal Indonesia. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat Kota Pekalongan berkewajiban untuk merawat keberlangsungannya.

“Kita semua memiliki kewajiban untuk merawatnya, salah satunya mengembangkan melalui pendidikan. Maka, Dinas Pendidikan sesuai tupoksinya memiliki kewenangan yang sama untuk melestarikan membatik itu melalui pendidikan di sekolah. Di Kota Pekalongan sudah ada kurikulum lokal membatik, sehingga kami melengkapi apa yang sudah dilaksanakan di sekolah dengan mengajak pelajar SD datang ke Museum Batik dan mempraktekkan apa yang telah didapat selama ini di sekolah,” terang Soeroso.

Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan SD, Amat Farokhim,SPd menambahkan pelatihan membatik ini juga sebagai salah satu wujud muatan lokal batik yang diajarkan bagi anak-anak sekolah di Kota Pekalongan. 


“Program pelatihan membatik rutin setiap tahun ini menargetkan 3000 pelajar setiap tahunnya dimana setiap hari kami melatih 100 siswa SD dari berbagai SD di Kota Pekalongan. Mudah-mudahan ke depan bisa hingga tingkat SMP, SMA dan mahasiswa agar mereka tetap melestarikan batik sebagai warisan budaya ini di masa yang akan datang. Karena, teori-teori di sekolah yang diberikan di sekolah belum cukup sehingga perlu dipraktekkan juga dan pelestarian batik ini sangat penting dilakukan khususnya oleh generasi muda sebagai generasi penerus bangsa ini,” pungkas Rokhim.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)