Santri Diharapkan Mahir Membuat Laporan Keuangan

Kota Pekalongan, Info Publik - Pemkot Pekalongan melalu Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbupora) bekerjasama dengan Perkumpulan Akuntan Muda Jawa Tengah menggelar Lokakarya Kewirausahaan bagi Pemuda di Hotel Sahid Mandarin Pekalongan, Selasa (30/10).

 

Acara Lokakarya Kewirausahaan ini mengambil tema "Santri : Mahir Membuat Laporan Keuangan". Ratusan santri dan pemuda Pekalongan mengikuti kegiatan tersebut.

Turut hadir dan memberi sambutan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Walikota Pekalongan, H.M.Saelany Machfudz. Sedangkan untuk narasumber adalah Direktur Keuangan dan SDM PT. IMS Endah Sri Wahyuni dan Senior Auditor BDO Internasional, Listiyani.

 

Walikota Pekalongan, H.M. Saelany Machfudz mengatakan bahwa Kota Pekalongan sebagai kota santri mengharapkan semakin banyak para pemuda dan santri menjadi orang yang kreatif, inovatif,mandiri, sejahtera, berbudaya berlandaskan nilai-nilai religiusitas. Di Pekalongan terdapat sekitar 34 pondok pesantren dengan jumlah santri yang mencapai ribuan orang. 

 

"Pengajaran di pondok pesantren sekarang tidak hanya diajarkan ilmu keagamaan saja melainkan ilmu yang lain, seperti akuntansi dan kewirausahaan.

Tipekal masyarakat Pekalongan yang didominasi oleh wirausaha/ enterpreneur khususnya di bidang usaha batik sangatlah relevan dengan kegiatan hari ini khususnya para santri yang ingin belajar wirausaha. Selain itu, para santri juga terlibat di banyak organisasi dan kegiatan positif lainnya yang tentunya membutuhkan skill dalam membuat laporan.Melalui kegiatan lokakarya kewirausahaan ini diharapkan para santri dan pemuda di Pekalongan mempunyai kemampuan dalam membuat laporan keuangan dan wirausaha bisa meningkat", terang Walikota.

 

Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau yang disapa akrab Gus Yasin, menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini dimana sesuai dengan visi misi Pemprov Jateng yang mana para santri diharapkan menjadi ekonom dan pengusaha yang handal. Pemprov Jateng sudah mencanangkan program "Ekotren (Ekonomi Pesantren)". Program tersebut sebagai salah satu bentuk pengentasan kemiskinan serta perhatian pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pesantren. Nantinya program ekotren akan menjadi terobosan bagi pondok pesantren di Jateng dalam upaya meningkatkan ekonomi di pesantren dan sekitarnya.

 

"Saat ini sudah waktunya para santri start up usaha. Pemprov Jateng akan mendukung pelatihan pelatihan kewirausahaan sejenis dan melalui kegiatan ini sebagai langkah awal untuk membidik para usahawan muda yang tidak hanya berpusat pada pertokoan/ritel melainkan di segala bidang seperti pertanian, perkebunan, home industri dan lain sehingga akan muncul banyak wirausahawan/wirausahawati baru", ujar Gus Yasin.

 

Ke depan pihaknya ingin peran pesantren semakin meningkat dalam upaya kemandirian ekonomi masyarakat. ”Faktanya pesantren tidak hanya mempelajari agama, namun juga mengasah keterampilan. Ini yang menurut kami menarik. Terlebih terkait dengan pemberdayaaan ekonomi terhadap lingkungan sekitar,” sambungnya. (Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)