Sampah Bisa Jadi Alat Tukar

Saat ini permasalahan lingkungan menjadi perhatian pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat dan komunitas-komunitas di Kota Pekalongan. Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE menekankan pengelolaan sampah dalam Gerakan Pilah Sampah Era Milenial yang digelar di Gedung C Universitas Pekalongan, Senin (18/11/2019).
 
Walikota Saelany mengapresiasi kalangan komunitas dan perguruan tinggi yang masih memiliki kepedulian terhadap pengelolaan sampah melalui kegiatan ini. “Saya juga sudah berpesan kepada Rektor Unikal, ketika mahasiswanya turun ke lapangan bisa membantu masyarakat Kota Pekalongan untuk mengelola sungai, bukan membersihkan tetapi dengan pikiran dan ide-ide kreatif mahasiswa, saran dan pendapat mereka kita terima,” ungkap Saelany.
 
Dijelaskan Saelany bahwa pada Gerakan Pilah Sampah ini ternyata ada perusahaan yang bergabung dengan aplikasi pembelian sampah. Ini luar biasa karena sampah tak sekadar sampah tetapi sampah bisa berharga dan bernilai. “Permasalahan sampah ini harus segera ditangani, adanya usulan Kota Pekalongan menjadi laboratorium batik dunia harus ditindaklanjuti dengan penanganan sungai dan sampah,” terang Saelany.
 
Sementara itu, Ketua Komunitas Kali Loji (KPKL), Titik Nuraeni menyampaikan bahwa pihaknya ingin memberikan solusi ke Kota Pekalongan penanganan sampah melalui teknologi. “Saat ini era milenial semua pegang gadget, kita ingin edukasi sampai ke rumah-rumah bahwa sampah itu jika dipilah bisa menjadi alat tukar. Ini bisa dilakukan melalui aplikasi Mountrash yang dapat diunduh di playstore. Kita sudah bekerja sama dengan Mountrash Avatar Indonesia untuk menangani  sampah Pekalongan dan Jateng  dengan Gerakan Pilah Sampah membawa Berkah,” papar Titik.
 
Lanjut Titik menerangkan, setiap orang bisa mendaftar di aplikasi Mountrash dengan email dan nomornya dengan kode referral 25p14ktieo. Aplikasi ini sudah ada rincian pilihan sampah berupa plastik, kertas, metal, organik, kaca, kulit/karet, kain, elektronik. “Dengan klik pilihan jenis sampah, sampah akan kita ambil, dan transaksinya melalui aplikasi Mountrash. Semua bisa mengakses, ini sedang kita rapikan, harapannya ada ruang untuk ecobrick. Kami ngin mengubah pola pikir masyarakat bahwa sampah punya nilai, sampah akan menjadi sahabat dan menguntungkan kita jika kita mau mengelola,” pungkas Titik.