Saling Membantu di Tengah Pandemi, Warga Terbantu Keberadaan Jogo Tonggo

Saling Membantu di Tengah Pandemi, Warga Terbantu Keberadaan Jogo Tonggo

Kota Pekalongan - Warga masyarakat di Kota Pekalongan menjalankan program Jogo Tonggo yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo. Program Jogo Tonggo yang digulirkan Gubernur Jawa Tengah untuk menekan penyebaran Covid-19 sekaligus mencegah adanya warga kelaparan selama pandemi itu mendapat respons positif warga di lingkungan Kelurahan Podosugih yang juga secara aktif mengoptimalkan keberadaan Jogo Tonggo tersebut. Program itu diimplementasikan dengan pembentuan satuan tugas di tingkat kebayanan atau rukun tetangga (RW), yakni Satgas Kesehatan, Satgas Ekonomi, Satgas Sosial Keamanan, dan Satgas Hiburan.

Salah satu warga Kelurahan Podosugih, Is Susiloningsih mengaku sangat terbantu dengan adanya Program Jogo Tonggo. Is merasa sangat senang, para tetangganya bergotong-royong membantu ketika salah satu keluarganya dinyatakan positif terpapar virus Covid-19 berdasarkan hasil swab yang telah dijalaninya dan memaksanya harus menjalani isolasi mandiri di rumah. 

“Saat itu menantu saya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab test yang keluar tanggal 5 Oktober, walaupun yang bersangkutan beda rumah dengan saya tetapi ia setiap pagi hari menitipkan anaknya ke saya karena bekerja. Sehingga, saya sekeluarga harus menjalani isolasi mandiri di rumah, sedangkan menantu saya melaksanakan isolasi di Gedung Diklat yang disediakan oleh Pemkot Pekalongan,” ucap Is saat dikonfirmasi di rumahnya, Selasa(24/11/2020)

Is mengungkapkan, ketika menantunya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, ia sekeluarga dengan kesadaran diri menjalani isolasi mandiri dan tidak keluar rumah selama 14 hari. Is,sapaan akrabnya bersyukur para tetangga dengan sigap dan tanggap membantunya memenuhi kebutuhan sehari-sehari selama menjalani isolasi mandiri di rumah. Menurutnya, setiap hari ada saja tetangga yang membantu menyuplai makanan dan membawakan sejumlah bahan pangan, minuman, serta vitamin penambah imun.

“Alhamdulillah saat ini sudah sehat semua, dan kami berterimakasih sekali adanya Program Jogo Tonggo yang digalakkan di Kelurahan Podosugih ini. Setiap hari warga bergantian membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga kami, ada yang membawakan makanan jadi, bahan makanan mentah untuk diolah, vitamin dan minuman. Mereka menggantungkan barang-barang tersebut di pagar rumah agar bisa diambil oleh kami sekeluarga untuk bisa disantap, sehingga kami sangat bersyukur sekali adanya Program Jogo Tonggo ini,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Isnawati, warga Kelurahan Podosugih yang pernah terpapar Covid-19. Wati, sapaan akrabnya mengaku ia terpapar dari anaknya yang bekerja sebagai tenaga medis  di salah satu puskesmas yang ada di Kota Pekalongan. Ketika anaknya dinyatakan positif, ia lebih memilih menjalani isolasi mandiri di rumah di lantai 2 rumahnya terpisah dengan suami dan cucu-cucunya. Sementara, anaknya yang bekerja di puskesmas tersebut, menjalani isolasi di Gedung Diklat. Pada awalnya, Wati mengaku, sebelum adanya sosialisasi dari Satgas Jogo Tonggo Kelurahan Podosugih, ada beberapa tetangga yang sempat menjauh, namun dengan sosialisasi secara intens yang diberikan oleh Satgas Jogo Tonggo tersebut, perlahan-lahan para tetangga memahami dan tergerak membantu sesama.

“Anak saya yang bekerja di salah satu puskesmas dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian ia langsung ke Gedung Diklat Pekalongan untuk isolasi. Anak saya ini masih memiliki bayi yang masih menyusui, sehingga ada tetangga yang sukarela membantu membawakan ASI untuk bayinya, selama saya menjalani isolasi mandiri di lantai 2 rumah. Ketika anak saya menjalani isolasi selama 2 minggu dan dinyatakan sembuh, saya gantian menginap ke Gedung Diklat untuk isolasi karena pada saat itu kapasitas Gedung Diklat penuh. Kami berdua memang terpapar Tanpa Gejala (OTG), namun dengan dukungan para tetangga yang saling membantu, kami bisa menjalani isolasi mandiri dengan baik tanpa perlu takut kelaparan atau kesusahan,” jelas Wati.

Ketua Satgas Jogo Tonggo Kelurahan Podosugih, Aris menyampaikan bahwa pelaksanaan program Jogo Tonggo yang dicetuskan Gubernur Jawa Tengah mancakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan keamanan, serta jaring ekonomi. Menurut Arif, dengan mengaktifkan Program Jogo Tonggo ini menjadi langkah yang cukup efektif untuk meminimalisir persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Mulai persoalan kasus Covid-19, hingga dampak yang ditimbulkannya. Dalam pelaksanaan Jogo Tonggo, ada beberapa kegiatan didalamnya yang memberdayakan masyarakat setempat saling bahu membahu menolong tetangganya jika ada yang terpapar maupun saling mengingatkan untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan seperti wajib memakai masker, rajin mencuci tangan,menjaga jarak, disiplin menjalankan isolasi mandiri apabila terpapar,dan sebagainya.

“Dalam pelaksanaannya, Jogo Tonggo ini terbagi dalam empat bidang yaitu, kesehatan, ekonomi, sosial dan keamanan, serta hiburan. Bidang ekonomi misalnya harus bisa memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan selama wabah dan mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca wabah ini. Dengan gerakan tersebut, diharapkan setiap warga selalu menengok kanan dan kiri. Kemudian jika ada yang kesusahan, segera lapor RW untuk dicarikan solusi secara bersama-sama. Disini juga kami menyediakan rumah isolasi, dapur umum, sarana kesehatan, lumbung pangan, penyemprotan disinfektan, maupun sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan lainnya,”tandasnya.



(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)