Program PKW Berikan Bekal Usaha Nyata Anak Putus Sekolah

Kota Pekalongan – Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bidang Tata Busana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dilaksanakan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nisfisano dirancang tidak hanya untuk membekali peserta dengan keterampilan menjahit, tetapi juga memberikan pendampingan menyeluruh agar siap menjalankan usaha secara mandiri. Program ini secara khusus menyasar anak-anak tidak sekolah dan berasal dari keluarga kurang mampu, sebagai upaya membuka peluang kemandirian ekonomi di luar jalur pendidikan formal.
 
Pengelola LKP Nisfisano, Nakiroh saat ditemui di LKPnya tersebut belum lama ini menjelaskan bahwa sebagai bentuk dukungan, peserta pelatihan dibekali mesin jahit yang dapat dimanfaatkan sebagai modal awal usaha setelah program selesai.
 
"Peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga kami berikan mesin jahit sebagai modal awal agar mereka bisa langsung memulai usaha dari rumah,” jelasnya.
 
Selain penyediaan sarana dan prasarana, peserta juga didorong untuk memiliki brand usaha sendiri. Pendampingan dilakukan mulai dari penentuan identitas usaha hingga proses pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) hingga legalitas usaha tersebut resmi terbit.
 
Untuk memperkuat promosi, peserta juga dibimbing dalam merancang desain media promosi berupa MMT. Desain yang telah dibuat kemudian dicetak dan dipasang di rumah masing-masing peserta sebagai identitas usaha sekaligus sarana promosi di lingkungan sekitar.
 
Nakiroh mengungkapkan bahwa pendampingan tidak berhenti saat pelatihan selesai. Pihaknya melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan untuk melihat sejauh mana peserta mampu memaksimalkan keterampilan yang diperoleh dalam menjalankan wirausaha mandiri.
 
Selama proses pelatihan, peserta mendapatkan pembelajaran teknis tata busana secara bertahap, mulai dari pengukuran tubuh, pembuatan pola, pemotongan bahan, hingga proses menjahit. Dari rangkaian praktik tersebut, peserta mampu menghasilkan produk busana yang siap dipasarkan secara mandiri.
 
Sejalan dengan perkembangan pemasaran digital, peserta juga dibimbing hingga mampu membuat dan mengelola toko online. Pendampingan meliputi pembuatan toko, pengunggahan produk, hingga strategimenarik pelanggan agar hasil karya peserta dapat dipasarkan secara luas melalui platform digital.
 
Melalui pendekatan pelatihan yang berkesinambungan antara keterampilan, permodalan, legalitas usaha, dan pemasaran digital, Program PKW Tata Busana di LKP Nisfisano diharapkan mampu menjadi solusi nyata bagi anak-anak tidak sekolah untuk bangkit, mandiri, dan berdaya saing.
 
(Tim Liputan Dinkominfo/dea)