Penuhi Kebutuhan, DKP Intervensi Perikanan Budidaya

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan produksi perikanan budidaya dan mendayagunakan sejumlah tambak di kota Pekalongan, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) melakukan intervensi teknologi pembudidayaan kolam tancap dan jaring apung (keramba apung).

Hal ini disampaikan oleh Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo belum lama ini saat ditemui di Techno Park setempat, “Perikanan budidaya saat ini masih sedikit terkendala dengan banjir dan rob juga penanggulangannya, namun bentuk adaptasi harus kita lakukan pada pembudidaya ikan,” terangnya.

Ia mengatakan saat ini tambak terbagi menjadi dua yakni tambak di luar bendung (parapet) dimana kondisi airnya masih payau dan tambak yang di dalam parapet airnya cenderung tawar, keduanya terletak di beberapa wilayah seperti Krapyak, Clumprit dan Bandengan. Melihat perbedaan kondisi air dalam tambak, dijelaskan Sugiyo pihaknya juga akan melakukan intervensi budidaya sesuai dengan salinitasnya, “Akan kita sesuaikan, misalnya dengan ikan nila, bandeng air tawar atau udang air tawar, itu yang bisa kita lakukan supaya tambak tetap produktif,” tandasnya.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa penggunaan jaring tancap yakni dengan menanam jaring menggunakan bambu dari dasar tambak/perairan sampai ke permukaan, untuk jaring apung sendiri yaitu kolam akan digantung dengan alat yang bisa mengapung seperti drum atau gabus sehingga bisa dimanfaatkan meskipun dalam kondisi rob.

Ia menambahkan, hingga saat ini pemenuhan domestik kota Pekalongan dapat terpenuhi dengan baik, dengan rata-rata per harinya kurang lebih 40-60 ton, “Pengoptimalan tambak akan terus kita lakukan selain itu wisata perairan juga harus dikembangkan, seperti dengan membuat rumah makan apung atau tempat wisata apung, semoga bisa segera kita realisasikan,” tukasnya.