Lapas Kelas II A Pekalongan Giatkan Warga Binaan Budidaya Jamur dan Membatik

Kota Pekalongan - Lapas Kelas II A Pekalongan menggiatkan para warga binaan lapas untuk budidaya jamur. Keterampilan ini bisa menjadi bekal mereka di masyarakat setelah keluar dari lapas nanti.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II A Pekalongan, Bambang Saptopo mengungkapkan, budidaya jamur ini memang baru dirintis. Ini merupakan salah satu pembinaan untuk narapidana, mereka diajarkan cara pemeliharaan jamur.
"Panen jamur untuk hari ini, mencapai 1-2 kilogram. Adapun, jangka waktu pertumbuhan jamur itu 5-6 bulan ke depan. Jadi, setiap hari ada warga binaan yang kami ajarkan untuk budidaya jamur," terangnya.
Bambang berharap ketika para warga binaan keluar dari lapas, mereka bisa punya keahlian dan ilmu itu bisa diterapkan diluar sana untuk berusaha. "Jadi, hal-hal yang negatif dulunya mereka kerjakan bisa melakukan hal-hal yang positif saat berada diluar. Mereka bisa membantu keluarganya," ungkapnya.
Jamur ini dibuat jamur krispi, lalu dijual di kantin lapas. Pembinaan yang dilakukan tak hanya pemeliharaan jamur tapi juga batik.
"Untuk batik itu dari pihak ketiga. Nanti di sini kita ngecap, selesai baru dibawa keluar dan ada enam orang warga binaan yang melakukan cap batik," tandasnya.
Disebutkan, ketika ada pesanan batik dari luar, bahan dibawa ke dalam lapas. Lalu, dikerjakan warga binaan, untuk membatik ini tidak mudah harus ada ahlinya. "Kami terus bina supaya mereka punya keahlian dan bisa diterapkan di luar nantinya," katanya.
Untuk pemberdayaan di Lapas IIA Pekalongan ini, keseluruhan ada 50 orang warga binaan. Mulai dari membatik, menjahit, peternakan, dan perkebunan.
"Perkebunan, sementara ini kami menanam kemangi. Ketika sudah menghasilkan, kemudian dijual keluar di pasar," tukasnya. (Dinkominfo Kota Pekalongan/Laila/Rafid)
Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II A Pekalongan, Bambang Saptopo mengungkapkan, budidaya jamur ini memang baru dirintis. Ini merupakan salah satu pembinaan untuk narapidana, mereka diajarkan cara pemeliharaan jamur.
"Panen jamur untuk hari ini, mencapai 1-2 kilogram. Adapun, jangka waktu pertumbuhan jamur itu 5-6 bulan ke depan. Jadi, setiap hari ada warga binaan yang kami ajarkan untuk budidaya jamur," terangnya.
Bambang berharap ketika para warga binaan keluar dari lapas, mereka bisa punya keahlian dan ilmu itu bisa diterapkan diluar sana untuk berusaha. "Jadi, hal-hal yang negatif dulunya mereka kerjakan bisa melakukan hal-hal yang positif saat berada diluar. Mereka bisa membantu keluarganya," ungkapnya.
Jamur ini dibuat jamur krispi, lalu dijual di kantin lapas. Pembinaan yang dilakukan tak hanya pemeliharaan jamur tapi juga batik.
"Untuk batik itu dari pihak ketiga. Nanti di sini kita ngecap, selesai baru dibawa keluar dan ada enam orang warga binaan yang melakukan cap batik," tandasnya.
Disebutkan, ketika ada pesanan batik dari luar, bahan dibawa ke dalam lapas. Lalu, dikerjakan warga binaan, untuk membatik ini tidak mudah harus ada ahlinya. "Kami terus bina supaya mereka punya keahlian dan bisa diterapkan di luar nantinya," katanya.
Untuk pemberdayaan di Lapas IIA Pekalongan ini, keseluruhan ada 50 orang warga binaan. Mulai dari membatik, menjahit, peternakan, dan perkebunan.
"Perkebunan, sementara ini kami menanam kemangi. Ketika sudah menghasilkan, kemudian dijual keluar di pasar," tukasnya. (Dinkominfo Kota Pekalongan/Laila/Rafid)