FKUB Tanamkan Moderasi Beragama, Siapkan Generasi yang Siap Hadapi Perbedaan

Kota Pekalongan – Rangkaian kegiatan FKUB Go To School tahun 2025 menyasar SMP Negeri 2 Kota Pekalongan. Kegiatan yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan ini sebelumnya telah dilaksanakan di SMPN 14, SMPN 4, SMPN 6, dan SMPN 3. Roadshow ini menjadi bagian dari gerakan memperkuat moderasi beragama dan toleransi di kalangan pelajar.

Ketua FKUB Kota Pekalongan, KH. Ahmad Marzuki menyampaikan bahwa pelaksanaan di SMPN 2 menjadi titik terakhir dari rangkaian kunjungan sekolah di tahun ini. Ia menilai pelajar di sekolah tersebut memberikan respon yang baik, dan cukup siap dalam menyerap pesan-pesan toleransi serta hidup damai dalam keberagaman.

“Roadshow di SMPN 2 ini menjadi penutup kegiatan FKUB Go To School tahun ini setelah sebelumnya menyasar beberapa SMP lain. Saya melihat respon peserta didik di sini sangat baik, dan mereka cukup siap. Tujuan kami dalam kegiatan ini adalah mengubah sikap dari yang mungkin sebelumnya cuek terhadap perbedaan, menjadi lebih terbuka dan menghargainya. Kami percaya, dari sikap dan semangat mereka hari ini, 5 sampai 10 tahun ke depan Kota Pekalongan bisa menjadi kota yang ramah agama dan masyarakatnya saling menghargai,” terangnya dalam kegiatan tersebut, Rabu (18/6/2025).

Ia mengungkapkan bahwa menghargai perbedaan bukan perkara mudah, karena itu perlu ditanamkan sejak usia dini agar tumbuh menjadi karakter yang kuat dalam diri generasi muda.

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Kota Pekalongan, Sugono menilai bahwa kegiatan FKUB ini sangat bermanfaat, terutama dalam konteks pendidikan karakter di sekolah. Ia menjelaskan bahwa meskipun mayoritas siswa di SMPN 2 beragama Islam, keberagaman tetap hadir, dan sekolah sudah berupaya mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa lintas agama.

“Alhamdulillah kegiatan FKUB Go To School ini sangat bermanfaat dan tentu menjadi penguat karakter siswa dalam menghadapi masa depan sebagai warga negara. Harapan kami, anak-anak bisa lebih terbuka terhadap semua perbedaan, khususnya perbedaan agama. Jika suatu saat ada momen yang terasa tidak nyaman antar siswa karena perbedaan, mereka masih bisa saling memahami dan mengkondisikan diri,” tandasnya.

“Kami sangat terbuka. Meskipun sebagian besar siswa beragama Islam, di SMPN 2 juga ada siswa dari agama lain. Dan kami pun menyediakan guru agama non-Islam seperti guru agama Kristen. Harapannya, FKUB ke depan bisa membuat event lintas sekolah yang melibatkan lebih banyak pelajar dari berbagai latar belakang agar semangat keberagaman ini semakin kuat,” imbuhnya.

Kesan positif juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas VIII, Deksta Nurzufi. Ia mengaku kegiatan ini memberinya wawasan baru tentang cara bersikap terhadap perbedaan di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.

“Saya bersyukur bisa mengikuti acara ini. Jadi tahu bagaimana menyikapi perbedaan antar agama dan pentingnya toleransi. Di SMPN 2 toleransi sudah ada. Harapannya setelah ikut sosialisasi ini, saya dan teman-teman bisa menyampaikan lagi ke teman-teman yang lain pentingnya moderasi beragama. Kami juga harus saling menghargai dan tidak membully, meskipun berbeda ras, suku, maupun agama,” tukasnya.

(Dinkominfo Kota Pekalongan)