Expose: Giatkan Masyarakat Peduli Sampah

Buang Sampah kini berganti menjadi Pilah Sampah. Melalui Program Expose oleh LPPL Batik TV, masyarakat dan komunitas di Kota Pekalongan diajak untuk diskusi dan ikut serta dalam Sosialisasi Menggiatkan Masyarakat Peduli Sampah bersama Pemerintah Kota Pekalongan di Studio 1 Batik TV, Rabu (18/9/2019). Hadir menjadi narasumber Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Dra Purwanti, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Suseno SH, Ketua Komunitas Sapulidi, Dicko Handoko, dan perwakilan Bank Sampah, Abdul Mukti.

 

Kepala DLH Kota Pekalongan, Dra Purwanti mengungkapkan bahwa target tiga bulan yang diberikan oleh Walikota Pekalongan bahwa Kota Pekalongan harus bebas sampah ini tindak lanjutnya yakni menggalakkan kerja bakti tiap Jumat di tingkat RW. Selain itu, pengangkutan sampah di sungai Loji menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekalongan karena sungai Loji sudah menjadi TPA kedua. “Saat ini sudah ada pengadaan sarpras sebanyak 11 perahu dan rekrutmen 18 orang dari 9 kelurahan yang dilintasi sungai Loji atau masing-masing kelurahan 2 orang,” ungkap Purwanti.

 

Lanjut Purwanti menjelaskan bahwa anggaran untuk pengangkutan sampah ini disupport dengan alokasi Rp20 juta tiap kelurahan. Selain penanganan sampah dari sungai penanganan sampah juga dari darat yakni dengan menggalakkan kerja bakti Jumat, Sabtu, dan Minggu di tiap RW dengan alokasi Rp5 juta tiap kelurahan. Kemudian dari DLH Kota Pekalongan memfasilitasi pengangkutan sampah pada titik kumpul tertentu setelah kerja bakti.

 

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, Suseno SH bencana banjir bisa disebabkan karena perilaku membuang sampah sembarangan. Fasilitas drainase janganlah diperparah dengan membuang sampah sembarangan sehingga menghambat saluran air. “Pemerintah Kota Pekalongan menginginkan masyarakat untuk sinergi atau bersama peduli terhadap lingkungan. Mulai tanamkan kepada diri sendiri untuk membuang sampah dengan benar, lebih baik lagi jika sampahnya dikelola,” kata Suseno.

 

Berbagai alternatif pengelolaan sampah juga disampaikan Ketua Komunitas Sapulidi, Dicko Handoko seperti pembuatan ecobrick untuk daur ulang sampah plastik, pembuatan pupuk kompos dari sampah organik, dan pembuatan aneka produk daur ulang sampah.