Ciptakan Harmonisasi Beragama, Bangun Kerukunan Melalui Dialog Lintas Agama

Kota Pekalongan merupakan salah satu daerah yang dari dulu terkenal dengan multi etnis dan multi agama. Keberagaman ini merupakan realitas yang tidak bisa dielakkan. Namun terkadang hal ini akan membawa dampak yang negatif jika masyarakatnya tidak bijak dalam menyikapi fenomena tersebut dan seringkali menimbulkan perpecahan dan konflik. Isu yang kerap kali menjadi isu sentral terhadap perpecahan di Indonesia yaitu mengenai isu pluralitas dan kerukunan antar umat beragama. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) setempat untuk menghindari perpecahan ini membangun kerukunan antar umat beragama adalah melalui Dialog Membangun Kerukunan Umat Beragama. Dialog dengan mengusung tema “Mewujudkan Kerukunan Umat dan Kedamaian Umat Beragama Kota Pekalongan ini dilangsungkan di Kantor Sekretariat TP PKK Kota Pekalongan, Kamis malam (21/11/2019).
Dialog tersebut dibuka oleh Kepala Kesbangpol yang diwakilkan oleh Kepala Seksi Politik, dan Kewaspadaan Nasional, Abdul Basit SH dan dihadiri oleh sebanyak 70 orang dari perwakilan berbagai umat beragama di Kota Pekalongan. Dalam sambutannya, Basit menyampaikan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun termasuk Kota Pekalongan. Sebab, kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara kesatuan dan keutuhan bangsa. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, agama, ras, golongan suatu daerah atau bangsa akan terancam oleh perpecahan.
“Pemeliharaan kerukunan umat beragama merupakan upaya bersama umat beragama maupun pemerintah atau organisasi di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama. Melalui upaya ini, isu-isu yang akan menimbulkan perpecahan dapat dikikis sehingga dapat terciptanya proses harmonisasi beragama,” kata Basit.
Menurut Basit, wujud kerukunan umat beragama diantaranya saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agamanya, saling menghormati dan bekerjasama antar berbagai umat beragama dan pemerintah yang sama-sama mempunyai tanggungjawab membangun Kota Pekalongan, saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksakan menganut agama yang dipercayainya kepada orang lain.
“Masyarakat Kota Pekalongan dengan multi etnis dan multi agama menjunjung tinggi kerukunan umat beragama dengan didukung nilai-nilai kearifan lokal budaya setempat. Kota Pekalongan sebagai contoh kerukunan umat beragama di Indonesia. Pasalnya, Kota Pekalongan mampu menjaga dan mempertahankan kondusivitas dalam bermasyarakat. Kearifan lokal Kota Pekalongan diyakini mampu meminimalisir konflik yang ada,” tutur Basit.
Sementara itu, ditambahkan Kepala Seksi Ketahanan Seni, Budaya Agama, Kemasyarakatan, dan Ekonomi, Hery Suseno, berharap agar kerukunan antar umat beragama yang sudah terbangun selama ini di Kota Pekalongan agar terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya, persaudaran antara umat beragama yang diyakini dapat memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa.
“Apalagi saat ini juga telah memasuki tahun politik dan persiapan Pilkada di tahun mendatang, isu-isu yang dapat memecah belah masyarakat Kota Pekalongan ini mudah-mudahan dapat dihindari dengan adanya dialog kerukunan beragama, sehingga kami harapkan juga peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk senantiasa menjalin kerukunan beragama dalam rangka menciptakan Kota Pekalongan yang kondusif,” imbuh Hery.
Adapun narasumber dalam dialog umat beragama kali ini, lanjut Hery, menghadirkan narasumber dari Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan, KH Ahmad Marzuqi,MPd yang menyampaikan materi mengenai Peran Tokoh Agama dalam Memperkuat Kerukunan Umat Beragama dan Pimpinan Gereja Kristen Jawa Kota Pekalongan, Pendeta Dwi Argo Mursito yang menjelaskan tentang Pendekatan Toleransi dalam Mewujudkan Kerukunan Antar Umat Beragama.
“Jadi dengan kegiatan ini mudah-mudahan umat beragama di Kota Pekalongan akan lebih terjalin lagi hubungan yang lebih baik dan lebih toleran sehingga terpelihara kerukunan umat dan kedamaian umat beragama,” pungkas Hery.
Dialog tersebut dibuka oleh Kepala Kesbangpol yang diwakilkan oleh Kepala Seksi Politik, dan Kewaspadaan Nasional, Abdul Basit SH dan dihadiri oleh sebanyak 70 orang dari perwakilan berbagai umat beragama di Kota Pekalongan. Dalam sambutannya, Basit menyampaikan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan masyarakatnya untuk hidup rukun termasuk Kota Pekalongan. Sebab, kerukunan merupakan salah satu pilar penting dalam memelihara kesatuan dan keutuhan bangsa. Tanpa terwujudnya kerukunan diantara berbagai suku, agama, ras, golongan suatu daerah atau bangsa akan terancam oleh perpecahan.
“Pemeliharaan kerukunan umat beragama merupakan upaya bersama umat beragama maupun pemerintah atau organisasi di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama. Melalui upaya ini, isu-isu yang akan menimbulkan perpecahan dapat dikikis sehingga dapat terciptanya proses harmonisasi beragama,” kata Basit.
Menurut Basit, wujud kerukunan umat beragama diantaranya saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agamanya, saling menghormati dan bekerjasama antar berbagai umat beragama dan pemerintah yang sama-sama mempunyai tanggungjawab membangun Kota Pekalongan, saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksakan menganut agama yang dipercayainya kepada orang lain.
“Masyarakat Kota Pekalongan dengan multi etnis dan multi agama menjunjung tinggi kerukunan umat beragama dengan didukung nilai-nilai kearifan lokal budaya setempat. Kota Pekalongan sebagai contoh kerukunan umat beragama di Indonesia. Pasalnya, Kota Pekalongan mampu menjaga dan mempertahankan kondusivitas dalam bermasyarakat. Kearifan lokal Kota Pekalongan diyakini mampu meminimalisir konflik yang ada,” tutur Basit.
Sementara itu, ditambahkan Kepala Seksi Ketahanan Seni, Budaya Agama, Kemasyarakatan, dan Ekonomi, Hery Suseno, berharap agar kerukunan antar umat beragama yang sudah terbangun selama ini di Kota Pekalongan agar terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya, persaudaran antara umat beragama yang diyakini dapat memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa.
“Apalagi saat ini juga telah memasuki tahun politik dan persiapan Pilkada di tahun mendatang, isu-isu yang dapat memecah belah masyarakat Kota Pekalongan ini mudah-mudahan dapat dihindari dengan adanya dialog kerukunan beragama, sehingga kami harapkan juga peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk senantiasa menjalin kerukunan beragama dalam rangka menciptakan Kota Pekalongan yang kondusif,” imbuh Hery.
Adapun narasumber dalam dialog umat beragama kali ini, lanjut Hery, menghadirkan narasumber dari Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan, KH Ahmad Marzuqi,MPd yang menyampaikan materi mengenai Peran Tokoh Agama dalam Memperkuat Kerukunan Umat Beragama dan Pimpinan Gereja Kristen Jawa Kota Pekalongan, Pendeta Dwi Argo Mursito yang menjelaskan tentang Pendekatan Toleransi dalam Mewujudkan Kerukunan Antar Umat Beragama.
“Jadi dengan kegiatan ini mudah-mudahan umat beragama di Kota Pekalongan akan lebih terjalin lagi hubungan yang lebih baik dan lebih toleran sehingga terpelihara kerukunan umat dan kedamaian umat beragama,” pungkas Hery.