Ceting Bambu Diluncurkan, Cukup Seribu Rupiah Per Hari Bisa Bantu Atasi Stunting

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan meluncurkan sebuah inovasi gotong royong yang unik dan sarat makna untuk mempercepat penanganan stunting. Program ini diberi nama "CETING BAMBU", singkatan dari Cegah StunTING dengan Bantu Mung SeriBU, yang merupakan gagasan inovasi dari Kecamatan Pekalongan Timur dan secara resmi dimulai pada November 2025.
Inisiatif kolektif ini menargetkan pengumpulan donasi minimal seribu rupiah per hari dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat umum untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak stunting dan Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Wakil Walikota Pekalongan, Hj. Balgis Diab, yang hadir meluncurkan inovasi Ceting Bambu tersebut menyampaikan apresiasi tinggi dan terima kasih kepada jajaran Kecamatan Pekalongan Timur atas inisiatif program ini.
“Yang pertama Saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Kecamatan Pekalongan Timur, terutama Pak Camat dan juga para lurah yang hari ini telah berpartisipasi dalam program cegah stunting ini,” ujar Wawalkot Balgis dalam acara Apel Terpusat dan Launching Inovasi "Ceting Bambu" di Aula Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Senin (03/11/2025).
Wawalkot Balgis menjelaskan bahwa, program "Ceting Bambu" diharapkan dapat mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyisihkan uang seribu rupiah setiap harinya, guna mendukung percepatan pencegahan dan penanganan stunting.
“Prioritas sasaran ini adalah anak-anak stunting , dengan donasi seribu rupiah per hari untuk pemberian makanan tambahan, dan ini dalam rangka melakukan percepatan pencegahan dan penanganan stunting di Kota Pekalongan,” tegasnya.
Ia menyebut, secara spesifik di Kecamatan Pekalongan Timur, tercatat ada 258 anak stunting. Wawalkot Balgis menargetkan penurunan signifikan dalam enam bulan ke depan.
“Target kita 50 persen itu tertangani dengan baik dalam waktu 6 bulan ke depan. Harapannya, program kita 4 tahun ke depan itu tidak ada lagi anak stunting di Kota Pekalongan,” tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan data Dinsos-P2KB Kota Pekalongan yang menunjukkan angka prevalensi stunting Kota Pekalongan berada di kisaran 19,8 persen, dengan target intervensi terhadap sekitar 1.330 anak yang berisiko di seluruh kota.
Lanjutnya, program ini tidak sekadar menggunakan wadah donasi biasa, tetapi memanfaatkan ceting (tempat nasi) yang terbuat dari bambu sebagai tempat pengumpulan. Pemilihan ceting bambu ini bukan tanpa alasan.
"Kalau kita misalnya ngumpulkan lewat kaleng itu 'kan sudah biasa. Tetapi, dengan ceting bambu itu memiliki persepsi, ceting adalah tempat terbaik untuk tempat makan bahan makanan utama, nasi," jelas Wawalkot Balgis.
Penggunaan simbol ini bertujuan untuk mengingatkan para donatur bahwa dengan menyisihkan Rp1.000 per hari, mereka dapat membantu menjamin gizi anak stunting di Kota Pekalongan.
"Dengan Rp1.000, nyawa anak stunting ini bisa terselamatkan. Sasaran donatur diperluas, ke depan tidak hanya ASN, tetapi juga masyarakat umum didorong untuk berpartisipasi dalam semangat kebersamaan ini,"tegasnya.
Camat Pekalongan Timur, Darminto, menjelaskan teknis pelaksanaan program. Dimana, dalam program 'Ceting Bambu' di Kecamatan Pekalongan Timur ini, teknisnya nanti setiap kelurahan diberi satu ceting (celengan/wadah).
"Untuk sementara memang sasaran donaturnya untuk pegawai di kecamatan dan kelurahan dulu. Tetapi, nanti bisa saja berkembang ke masyarakat,” kata Darminto.
Donasi minimal seribu rupiah akan dimasukkan setiap hari ke ceting yang diletakkan di masing-masing kelurahan. Pengambilan dan diskusi untuk penggunaan dana akan dilakukan setiap bulan, dengan prioritas bantuan dikembalikan ke kelurahan masing-masing, yang minimal dapat membantu satu kasus per kelurahan.
Dana yang terkumpul akan dibelikan bahan makanan atau makanan siap saji yang kemudian diintegrasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan Program GENTING (Gerakan Orang Tua Cegah Stunting) yang merupakan program pemerintah. Penyaluran PMT ini akan melibatkan kader-kader kesehatan di lapangan.
“Kita menyesuaikan yang dari Genting itu nanti. Itu kan yang melaksanakan kader-kader, ya. Nanti kita komunikasikan dengan kader. Hari ini apa yang mau dibantu untuk anak-anak stunting, bentuk bantuannya apa disesuaikan dengan kebutuhan tiap kelurahan masing-masing. Nanti kita serahkan ke mereka yang mewujudkan, kita nanti hanya menyerahkan uang,” tutupnya.
(Tim Liputan Kominfo/Dian)
PRINT +
DOWNLOAD PDF