Antisipasi Banjir, 21 Stasiun Pompa Disiapkan Secara Optimal

Sebanyak 21 stasiun pompa disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya banjir saat memasuki musim penghujan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) khususnya di bidang Sumber Daya Air (SDA) memastikan keseluruhan pompa yang beroperasi di masing-masing stasiun rumah pompa berfungsi dengan baik. Demikian disampaikan Kepala Bidang SDA pada DPUPR Kota Pekalongan, Khaerudin, ST saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/1/2020).
Khaerudin menerangkan dalam setiap stasiun pompa terdapat satu hingga lebih pompa yang dioperasikan. Selain mengoptimalkan pompa-pompa tersebut, DPUPR juga telah menyiagakan petugas piket pompa yang berjaga 24 jam.
“Kami telah persiapkan sejak awal Bulan Desember 2019, dimana setiap pompa juga ada operator penjaga pompa selama 24 jam yang bekerja secara shift. Adapun tenaga penjaga pompa total sebanyak 30 orang yang tersebar di 21 stasiun pompa, sehingga ketika ada genangan atau terjadi keadaan darurat bisa langsung ditangani,” tutur Khaerudin.
Menurut Khaerudin, ada beberapa titik baru stasiun pompa yang telah dianggarkan sejak tahun 2019 kemarin diantaranya di daerah Tirto Meduri, Jalan Sutan Syahrir dan Jalan Angkatan 66, Kelurahan PasirKratonKramat, Jalan Jlamprang, Klego, dan di Kelurahan Panjang Baru.
“Di titik baru dalam anggaran 2019 kemarin ada 5 titik, selebihnya di anggaran tahun 2014-2018, pompa yang cukup membantu dan ukurannya agak besar berada di Stasiun Pompa Pabean yang letaknya di ujung barat tanggul rob dimana dibantu 2 pompa dengan kapasitas masing-masing sebesar 2000 liter per detik,” papar Khaerudin.
Khaerudin berharap keberadaan pompa-pompa tersebut dapat membantu mengatasi genangan yang ada di Pekalongan terutama sisi sebelah barat Kali Lodji yang melintas di Kelurahan Bandengan, Panjang Wetan, Kandang Panjang, Panjang Baru, Pabean dan PasirKratonKramat.
“Pompa-pompa tersebut sudah mulai dioperasikan khusus untuk yang di Pabean disana ada 12 operator penjaga pompa, dimana 4 orang dibawah koordinasi Pemerintah Kota Pekalongan dan 8 orang sisanya dibawah koordinasi dari PSDA Provinsi. Pengadaan pompa-pompa tersebut dibiayai dari dana APBN untuk yang ada di Stasiun Pompa Pabean yang merupakan bagian dari pengerjaan tanggul rob, 3 diantaranya merupakan bantuan dari provinsi (Banprov), dan untuk di Klego merupakan dana APBD,” tutup Khaerudin.
Khaerudin menerangkan dalam setiap stasiun pompa terdapat satu hingga lebih pompa yang dioperasikan. Selain mengoptimalkan pompa-pompa tersebut, DPUPR juga telah menyiagakan petugas piket pompa yang berjaga 24 jam.
“Kami telah persiapkan sejak awal Bulan Desember 2019, dimana setiap pompa juga ada operator penjaga pompa selama 24 jam yang bekerja secara shift. Adapun tenaga penjaga pompa total sebanyak 30 orang yang tersebar di 21 stasiun pompa, sehingga ketika ada genangan atau terjadi keadaan darurat bisa langsung ditangani,” tutur Khaerudin.
Menurut Khaerudin, ada beberapa titik baru stasiun pompa yang telah dianggarkan sejak tahun 2019 kemarin diantaranya di daerah Tirto Meduri, Jalan Sutan Syahrir dan Jalan Angkatan 66, Kelurahan PasirKratonKramat, Jalan Jlamprang, Klego, dan di Kelurahan Panjang Baru.
“Di titik baru dalam anggaran 2019 kemarin ada 5 titik, selebihnya di anggaran tahun 2014-2018, pompa yang cukup membantu dan ukurannya agak besar berada di Stasiun Pompa Pabean yang letaknya di ujung barat tanggul rob dimana dibantu 2 pompa dengan kapasitas masing-masing sebesar 2000 liter per detik,” papar Khaerudin.
Khaerudin berharap keberadaan pompa-pompa tersebut dapat membantu mengatasi genangan yang ada di Pekalongan terutama sisi sebelah barat Kali Lodji yang melintas di Kelurahan Bandengan, Panjang Wetan, Kandang Panjang, Panjang Baru, Pabean dan PasirKratonKramat.
“Pompa-pompa tersebut sudah mulai dioperasikan khusus untuk yang di Pabean disana ada 12 operator penjaga pompa, dimana 4 orang dibawah koordinasi Pemerintah Kota Pekalongan dan 8 orang sisanya dibawah koordinasi dari PSDA Provinsi. Pengadaan pompa-pompa tersebut dibiayai dari dana APBN untuk yang ada di Stasiun Pompa Pabean yang merupakan bagian dari pengerjaan tanggul rob, 3 diantaranya merupakan bantuan dari provinsi (Banprov), dan untuk di Klego merupakan dana APBD,” tutup Khaerudin.