Dinkes dan RSUD Budi Rahayu Pekalongan Gencarkan Skrining TB di Sekolah, Targetkan Eliminasi TB 2030

Kota Pekalongan - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 RSUD Budi Rahayu Tahun 2025 sekaligus Hari Tuberkulosis Dunia (TB Day) yang jatuh pada 24 Maret, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan bersama RSUD Budi Rahayu melaksanakan penyuluhan sekaligus skrining TB yang menyasar ratusan pelajar sekolah di SMP Pius Kota Pekalongan, Kamis (24/4/2025). Selain skrining TB, dalam kegiatan ini juga dilakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi para guru SMP Pius untuk memastikan kondisi kesehatan mereka tetap prima.
Pengelola Program (Wasor) TB Kota Pekalongan, Indayah Dewi Tunggal mengungkapkan bahwa, kegiatan kali ini menjadi rangkaian TB Day di Kota Pekalongan dan HUT ke-50 RSUD Budi Rahayu. Menurutnya, RSUD Budi Rahayu senantiasa berperan aktif membantu kinerja Dinkes Kota Pekalongan dalam mendukung pencegahan dan pengobatan TB di Kota Pekalongan. Sebelumnya, Dinkes bersama RSUD Budi Rahayu pada momentum Puasa Ramadhan juga sudah melakukan skrining TB dan bakti sosial pemberian sirup kepada warga maupun suspect TB.
"Kali ini kami mengadakan bakti sosial berupa penyuluhan dan skrining TB bekerja sama dengan RSUD Budi Rahayu dan SMP Pius Kota Pekalongan dengan menghadirkan narasumber dari Dokter Spesialis Paru, salah satunya dr. Laurenz Lolly P,Sp.P FISR,"ucapnya.
Indayah menyebutkan, skrining TB ini menyasar para siswa maupun guru yang memiliki gejala batuk. Apabila dari mereka ada yang berpotensi menderita TB, maka dari tim kesehatan Dinkes maupun RSUD Budi Rahayu akan mengecek dahaknya menggunakan alat tes cepat monokuler diagnosis TB yang dimiliki RSUD Budi Rahayu.
Disampaikan Indayah, sasaran skrining TB kali ini di lingkungan sekolah karena dinilai menjadi area rawan yang berpotensi cepat menyebarkan bakteri TB, mengingat di lingkungan sekolah khususnya di dalam ruangan kelas seringkali menggunakan pendingin ruangan (AC maupun kipas) dan menjadi tempat berkumpulnya banyak warga sekolah.
"Ketika ada satu siswa yang sakit TB dan tidak terdeteksi atau tidak terskrining dari awal, maka bisa dengan cepat menyebarkan ke teman-temannya maupun warga sekolah lainnya,"ujarnya.
Lanjut, Indayah menambahkan, jika nantinya hasil skrining TB kali terdapat sampel yang mengarah pada gejala TB, maka akan dilakukan edukasi dan pengobatan lebih lanjut bagi penderita. Dinkes juga rutin menggencarkan skrining TB serupa ke warga, sekolah-sekolah, pondok pesantren, Lembaga pemasyarakatan, instansi terkait lainnya.
Pihaknya menargetkan, dengan gencar melakukan skrining, Kota Pekalongan bisa mengeliminasi TB di Tahun 2030 seperti yang ditargetkan di tingkat Nasional. Pasalnya, kasus TB di Kota Pekalongan pada Tahun 2024 sudah mencapai 1.023, dan angka prevalensinya juga masih tinggi. Artinya per 100.000 jumlah penduduk itu masih ada lebih dari 100 pasien TB.
"Tentunya, jika ada suspect TB akan kami edukasi untuk selalu menggunakan masker, makan makanan yang bergizi, menjalankan perobatan sehingga yang bersangkutan bisa segera sembuh dan kembali bersekolah. Sehingga, kami intens menemukan suspect, mengobati, memberikan terapi agar di tahun-tahun berikutnya tidak ada lagi kasus TB di Kota Pekalongan,"tegasnya.
Dokter spesialis paru RSUD Budi Rahayu Kota Pekalongan, dr. Laurenz Lolly P,Sp.P FISR menerangkan, penularan TB bisa melalui droplet infection atau percikan dahak yang mengandung bakteri TB dan menulari ke lingkungan, maupun airborne infection atau udara yang membawa bakteri TB. Dari skrining ini bisa mencegah penularan TB lebih luas di lingkungan sekolah.
"TB bisa disembuhkan tapi harus patuh minum obat sesuai dengan jadwal yang ditentukan yakni 6 bulan pengobatan. Untuk pencegahan penularan TB lebih luas, kami menghimbau kepada masyarakat agar ketika mereka sakit batuk, tutup mulut dan hidung dengan tisu maupun sapu tangan, buang ludah di tempat yang disediakan, rutin memakai masker, sehingga tidak menular ke lingkungan sekitarnya,"tegasnya.
Kepala SMP Pius Kota Pekalongan, Suster Maria Ferdina SND, mengapresiasi langkah Dinkes dan RSUD Budi Rahayu Kota Pekalongan yang telah memfasilitasi penyuluhan dan skrining TB serta CKG bagi guru maupun siswa-siswi SMP Pius Kota Pekalongan. Kegiatan ini menjadi kesempatan baik untuk mengedukasi para peserta didik maupun warga sekolah di SMP Pius terkait penyebab, bahaya penularan, cara pencegahan dan pengobatannya. Sehingga, diharapkan usai mendapatkan penyuluhan dan skrining ini bisa menyebarkanluaskan informasi bermanfaat ini kepada keluarga, dan masyarakat sekitar tempat tinggal mereka.
"Kegiatan ini diikuti sebanyak 240 siswa-siswi dan guru-guru SMP Pius. Kami berharap, usai mendapatkan penyuluhan dan skrining kali ini, mereka bisa aware untuk selalu menjaga kesehatan diri, dan mengedukasi kepada keluarga maupun masyarakat sekitar,"tuturnya.
Salah satu siswa kelas VIII SMP Pius Kota Pekalongan, Georgio Evan Hartanto mengaku senang bisa mendapatkan edukasi penyuluhan dan skrining TB gratis dari Dinkes dan RSUD Budi Rahayu Kota Pekalongan. Baginya, kegiatan ini bisa menambah pemahamannya terkait bahaya dan upaya pencegahan TB.
"Senang, jadi tambah tahu terkait bahaya penularan TB dan apa yang harus dilakukan untuk pencegahannya. Kalau batuk berkepanjangan disertai dahak selain harus memakai masker, menjaga makanan dan minuman yang bergizi juga harus segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut,"tukasnya. (Dian)
Pengelola Program (Wasor) TB Kota Pekalongan, Indayah Dewi Tunggal mengungkapkan bahwa, kegiatan kali ini menjadi rangkaian TB Day di Kota Pekalongan dan HUT ke-50 RSUD Budi Rahayu. Menurutnya, RSUD Budi Rahayu senantiasa berperan aktif membantu kinerja Dinkes Kota Pekalongan dalam mendukung pencegahan dan pengobatan TB di Kota Pekalongan. Sebelumnya, Dinkes bersama RSUD Budi Rahayu pada momentum Puasa Ramadhan juga sudah melakukan skrining TB dan bakti sosial pemberian sirup kepada warga maupun suspect TB.
"Kali ini kami mengadakan bakti sosial berupa penyuluhan dan skrining TB bekerja sama dengan RSUD Budi Rahayu dan SMP Pius Kota Pekalongan dengan menghadirkan narasumber dari Dokter Spesialis Paru, salah satunya dr. Laurenz Lolly P,Sp.P FISR,"ucapnya.
Indayah menyebutkan, skrining TB ini menyasar para siswa maupun guru yang memiliki gejala batuk. Apabila dari mereka ada yang berpotensi menderita TB, maka dari tim kesehatan Dinkes maupun RSUD Budi Rahayu akan mengecek dahaknya menggunakan alat tes cepat monokuler diagnosis TB yang dimiliki RSUD Budi Rahayu.
Disampaikan Indayah, sasaran skrining TB kali ini di lingkungan sekolah karena dinilai menjadi area rawan yang berpotensi cepat menyebarkan bakteri TB, mengingat di lingkungan sekolah khususnya di dalam ruangan kelas seringkali menggunakan pendingin ruangan (AC maupun kipas) dan menjadi tempat berkumpulnya banyak warga sekolah.
"Ketika ada satu siswa yang sakit TB dan tidak terdeteksi atau tidak terskrining dari awal, maka bisa dengan cepat menyebarkan ke teman-temannya maupun warga sekolah lainnya,"ujarnya.
Lanjut, Indayah menambahkan, jika nantinya hasil skrining TB kali terdapat sampel yang mengarah pada gejala TB, maka akan dilakukan edukasi dan pengobatan lebih lanjut bagi penderita. Dinkes juga rutin menggencarkan skrining TB serupa ke warga, sekolah-sekolah, pondok pesantren, Lembaga pemasyarakatan, instansi terkait lainnya.
Pihaknya menargetkan, dengan gencar melakukan skrining, Kota Pekalongan bisa mengeliminasi TB di Tahun 2030 seperti yang ditargetkan di tingkat Nasional. Pasalnya, kasus TB di Kota Pekalongan pada Tahun 2024 sudah mencapai 1.023, dan angka prevalensinya juga masih tinggi. Artinya per 100.000 jumlah penduduk itu masih ada lebih dari 100 pasien TB.
"Tentunya, jika ada suspect TB akan kami edukasi untuk selalu menggunakan masker, makan makanan yang bergizi, menjalankan perobatan sehingga yang bersangkutan bisa segera sembuh dan kembali bersekolah. Sehingga, kami intens menemukan suspect, mengobati, memberikan terapi agar di tahun-tahun berikutnya tidak ada lagi kasus TB di Kota Pekalongan,"tegasnya.
Dokter spesialis paru RSUD Budi Rahayu Kota Pekalongan, dr. Laurenz Lolly P,Sp.P FISR menerangkan, penularan TB bisa melalui droplet infection atau percikan dahak yang mengandung bakteri TB dan menulari ke lingkungan, maupun airborne infection atau udara yang membawa bakteri TB. Dari skrining ini bisa mencegah penularan TB lebih luas di lingkungan sekolah.
"TB bisa disembuhkan tapi harus patuh minum obat sesuai dengan jadwal yang ditentukan yakni 6 bulan pengobatan. Untuk pencegahan penularan TB lebih luas, kami menghimbau kepada masyarakat agar ketika mereka sakit batuk, tutup mulut dan hidung dengan tisu maupun sapu tangan, buang ludah di tempat yang disediakan, rutin memakai masker, sehingga tidak menular ke lingkungan sekitarnya,"tegasnya.
Kepala SMP Pius Kota Pekalongan, Suster Maria Ferdina SND, mengapresiasi langkah Dinkes dan RSUD Budi Rahayu Kota Pekalongan yang telah memfasilitasi penyuluhan dan skrining TB serta CKG bagi guru maupun siswa-siswi SMP Pius Kota Pekalongan. Kegiatan ini menjadi kesempatan baik untuk mengedukasi para peserta didik maupun warga sekolah di SMP Pius terkait penyebab, bahaya penularan, cara pencegahan dan pengobatannya. Sehingga, diharapkan usai mendapatkan penyuluhan dan skrining ini bisa menyebarkanluaskan informasi bermanfaat ini kepada keluarga, dan masyarakat sekitar tempat tinggal mereka.
"Kegiatan ini diikuti sebanyak 240 siswa-siswi dan guru-guru SMP Pius. Kami berharap, usai mendapatkan penyuluhan dan skrining kali ini, mereka bisa aware untuk selalu menjaga kesehatan diri, dan mengedukasi kepada keluarga maupun masyarakat sekitar,"tuturnya.
Salah satu siswa kelas VIII SMP Pius Kota Pekalongan, Georgio Evan Hartanto mengaku senang bisa mendapatkan edukasi penyuluhan dan skrining TB gratis dari Dinkes dan RSUD Budi Rahayu Kota Pekalongan. Baginya, kegiatan ini bisa menambah pemahamannya terkait bahaya dan upaya pencegahan TB.
"Senang, jadi tambah tahu terkait bahaya penularan TB dan apa yang harus dilakukan untuk pencegahannya. Kalau batuk berkepanjangan disertai dahak selain harus memakai masker, menjaga makanan dan minuman yang bergizi juga harus segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut,"tukasnya. (Dian)